SURGAKU DI HATIMU

SURGAKU DI HATIMU
Genap sudah 5 tahun kujalani hidup bersama Hanifah. Aku begitu menyayanginya dengan sepenuh hatiku. Kehadirannya di mulai dari perkenalanku dengannya dalam suasana kantor yang begitu hangat. Pada saat aku masuk aku tak terlalu kenal dan dekat dengannya karena dengan busana jilbab panjangnya aku menjadi begitu segan dan enggan untuk berlama lama berbicara dengannya. Aku juga tak tahu kenapa dan bagaimana dahulu aku sampai memintanya untuk menjadi istriku. Satu yang ku ingat waktu itu karena dia kuanggap gadis terbaik untukku, dengan keteguhan sikapnya aku mengharapkan dia akan membantu menguatkan jalanku untuk ”mengangkat separuh kakiku yang aku rasakan masih berada di neraka”.
Ah ternyata hayalan tak seindah fakta nyata. Benturan mulai sering terjadi dalam kehidupan kami berdua. Hanya dalam beberapa bulan setelah kebersamaan kami, aku mulai sering sekali merasa dongkol dengan banyak sikap dan prinsip hidupnya. Sikapnya terhadap banyak kasus politik, sikapnya dalam menghadapi momen2 undangan keluarga, sikapnya untuk pergi keundangan sebelum acara orang di mulai atau setelah acara orang selesai adalah termasuk yang sangat menjengkelkan aku. Belum lagi dengan waktu sabtu minggu kami yang nyaris tak pernah kami isi dengan kebersamaan karena kegiataannya yang banyak di lakukan dihari sabtu atau minggu. Manusiawi sekali jika dalam suatu kehidupan rumah tangga ada terpendam perasaan tersebut. Merasa dongkol dengan apa-apa yang kita merasa tidak cocok.
Dalam perjalanan waktu yang terus melangkah aku mulai berpikir bahwa mungkin demikianlah awal fase kehidupan semua keluarga muda, banyak onak dan duri.Terlebih untuk kami yang berasal dari latar belakang yang berbeda,dia aktivis dan aku bukan dan belum pernah mengikuti pengajian rutin kecuali sedikit dan sesaat yaitu disaat mengikuti kegiatan pengajian sewaktu kuliah dahulu. Benturan dan hantaman ombak begitu kuat menerjang. Namun pada akhirnya aku  menyadari bahwa proses menyatukan dua hati adalah sebuah perjalanan panjang, terlebih untuk kami yang baru melakukannya setelah pernikahan kami. Butuh kekuatan hati, kesabaran jiwa dan kejernihan pikiran untuk melakukannya.
Waktu terus berlalu,kini setelah bertahun waktu terjalani akhirnya kebersamaan itu terasa begitu indah. Pandangan dan prinsip hidupnya yang dulu terasa begitu mengekang aku tampak demikian indah sekarang. Bahkan aku sekarang begitu ingin membuatnya kuat untuk terus melangkah dalam perjuangannya untuk berjuang menegakkan agamanya, sekalipun itu hanya berupa doa , antaran kepada tempat kegiatannya, antaran kepada tempat kontaknya, membelikannya buku-buku agama untuk memperluas pengetahuannya. Aku menyadari, bahwa inilah jawaban atas sebuah permintaan panjangku kepada-NYA. Untuk memberikan jodoh terbaik buatku dan anak-anakku.Aku harus menyadari bahwa jalan menuju surga-NYA begitu terjal dan berliku, penuh dengan kenikmatan yang menghanyutkan.Dan itulah yang terus dilakukannya setiap saat, membentengi kami dari kenikmatan dunia yang melenakan.
******
Malam ini ku pandangi dia dalam tidurnya, dengan penuh kasih sayang kupandangi wajahnya yang begitu damai.Juga wajah dua buah hati kecilku yang begitu lucu dan menggemaskan. Ah begitu indahnya, dan besarnya nikmat yang telah di berikan oleh NYA. Dia berikan istri yang sholehah, yang mengingatkan di saat salah, yang menguatkan di saat lemah, yang membimbing di saat tidak tahu, yang menerangkan pikiran di saat gelap, yang tak pernah marah kepadaku kecuali sekali karena pelanggaran terhadap hukum karena bisnis di internet yang ku ikuti dia anggap tidak halal. Ku ingat komitmen kami dahulu sebelum pernikahan untuk membentuk sebuah rumah tangga yang tidak biasa-biasa saja. Rumah tangga yang hari-harinya hanya di sibukkan dengan urusan duniawi tanpa sempat berbuat buat akhirat. Rumah yang hari-harinya selalu di isi dengan acara nonton bareng acara gosip atau acara music atau acara drama atau film-film yang melenakan.  Cita-citanya adalah bagaimana agar rumah kami tidak semata di penuhi dengan kesibukan mencari nafkah , untuk urusan perut dan di bawah perut. Namun bagaimana kami bisa menjadikan rumah kami sebagai rumah yang penuh kebaikan dan keberkahan karena ketaatan penghuninya terhadap segenap aturan-NYA.
Ku belai dengan lembut rambutnya dan sangat perlahan sekali agar tak sampai membangunkannya. Maafkan aku sayangku, aku belum terlalu bisa membahagiakanmu dengan sikapku yang masih biasa-biasa saja sampai saat ini, tetapi ketahuilah aku terus berbuat untuk menuju keadaan lebih baik hari demi hari. Dakwah dan menyeru kebaikan tidak harus di dalam organisasimu  tetapi dia bisa di mana saja dan kapan saja. Yang jelas kita harus bisa membawa keluarga kita kepada surga-NYA. Tentang cara dan jalannya, pepatah bilang ada banyak jalan menuju roma.Ada banyak jalan menuju surga, ada ibadah sholat, ada puasa, ada baca Quran, ada sedekah, ada jihad, dan banyak lagi amalan lain untuk menuju surga-NYA.Dan mudah-mudahan salah satunya akan bisa menyatukan kita kembali semua di dalam jannah-NYA yang sempurna kenikmatan dan keindahannya.
*******
“Eh, Abi, belum tidur?” ternyata istriku terbangun karena sentuhanku dan sekaligus menyadarkanku dari lamunan sangat panjangku. Aku tersenyum sambil terus mengusap rambutnya.

“Sudah umi, sekarang sudah jam 3 pagi, sholat yuk,” kataku akhirnya. Kutarik tangannya dengan lembut. Kami pun kemudian larut dalam sholat malam yang khusuk. Dalam kesadaran dan kekhusu’anku aku kemudian larut dalam doa panjangku, berdoa bagi kami agar cita-cita menuju Surga-NYA yang sempurna kenikmatannya itu dapat kami capai bersama dan dapat melalui semua duri yang menghadang dengan penuh kesabaran. Semoga