SUARA HATI BUNDA KAMILA

SUARA HATI BUNDA KAMILA
Bunda, begitu  biasa Mila memanggil, bunda mempunyai satu orang putri bernama Kamila. Kamila saat ini sekolah di kelas satu SD, tidak jauh dari rumah, yang bisa di capai dengan berjalan kaki saja. Ayah Kamila biasa bekerja sampai malam sebagai supir taksi. Namanya anak-anak maka banyak sekali tingkahnya yang suka membuat hati bunda jengkel. Dari kurang cepat merapikan tempat tidurnya di pagi hari, kurang cepat jika di minta membantu,  suka melemparkan pakaian yang baru di pakai tanpa menggantungnya, suka meninggalkan rumah berantakan setelah bermain bersama teman-teman. Capek sekali rasanya Bunda memberitahu Kamila untuk merapikan semua yang sudah di pakai atau berlaku disiplin. Namun Bunda sadar  bahwa memang begitulah sifat anak-anak. Bunda terus saja mengingatkan apa yang Kamila suka lupa  mengerjakannya.
**********
“ Bunda, kenapa sih bunda tidak seperti bunda Jihan dan bunda Kayla yang di rumah saja?” begitu tanya Kamila suatu malam. Kamila merasa iri dengan Jihan dan Kayla yang memang bundanya tidak bekerja. Sementara selama ini Kamila harus tinggal dengan mama Ayu, panggilannya untuk budenya, kakak dari bundanya yang hanya berjarak 3 rumah dari rumahnya. Di sanalah biasa Kamila tinggal sepulang sekolah pukul satu siang . Di rumah mama selain Mama dan bapak juga ada kakak Novi dan kakak Ayu yang sudah kuliah.
“Kamila, kita harus menabung nak, bunda masih harus membantu ayah. Mila masih mau kan untuk membeli pakaian, membeli boneka, membeli mainan, membeli semua keperluan sekolahnya Mila. Nanti pada saat ayah bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik bunda pasti akan selalu menemani Mila di rumah.” Begitu biasa bunda  menenangkan Kamila. Pekerjaan ayah yang cuma supir dengan penghasilan tak menentu memang membuat bunda tidak punya pilihan selain membantu ayah bekerja. Pilihan sangat berat yang juga harus di jalani oleh berjuta bunda selain dirinya. Kehidupan yang demikian sulit membuat berjuta bunda harus bekerja meninggalkan rumah dan membuat berjuta ananda harus tinggal bersama kakak, bersama nenek, bersama bude atau tante selama hampir seharian . Bunda yakin semua bunda pasti ingin selalu menemani anaknda anaknda dirumah selalu.
**********
Pagi itu Kamila begitu kesal, suasana  sore kemarin telah membuat modnya untuk sekolah menjadi hilang.
“Mila, ayo sekolah nak, sekarang kan sudah jam 6 pagi, mandi dong, nanti kesiangan seperti kemarin lho,” suara bunda yang berulang tidak terlalu terdengar oleh Kamila. Namun akhirnya Kamila pergi juga mengambil handuk dan kemudian segera terdengar gemericik air di kamar mandi pertanda Kamila tengah mandi.
 “Pokoknya Mila tidak mau sekolah, “ kata Mila sore ini, seolah menyambung kemarahannya dari pagi. Bunda hanya menghela nafas panjang.
“ Diah dan Yeni itu enak, mereka libur. Mereka juga tidak harus menghapal banyak surat,” kata Mila lagi. Ternyata dia mengirikan Diah dan Yeni yang bersekolah di sekolah lain dan tidak turun karena mereka memang libur karena kelas 6 sedang ujian. Sementara kelas Kamila adalah sekolah yang muridnya belum sampai kelas 6. Terang saja sekolah Kamila tidak libur. Sementara untuk hapalan surah dari kitab suci memang bunda selalu mengajarkannya setiap hari karena menurut penelitian yang bunda pernah baca menghapal sedari kecil akan membuat kemampuan otak menjadi besar sehingga untuk masa selanjutnya tidak susah lagi memahami materi-materi yang sangat sulit.
**********
Aku Kamila, bunda dan teman teman selalu memanggilku dengan panggilan Mila. Aku suka sangat jengkel sama bunda. Bunda selalu saja setiap hari menyuruhku untuk menghapal. Padahal teman teman tidak melakukan hal yang sama. Mereka bisa selalu saja bermain. Mereka boleh menonton TV sembarang dan sepuasnya, mereka boleh bermain selalu dan baru belajar di waktu malam. Bunda teman-teman Mila selalu ada di rumah, tidak seperti Mila, yang bunda selalu pergi bekerja dan baru pulang sore hari. Mila kan ingin selalu tidur di temani bunda, juga bermain.
**********
Satu hari tidak seperti biasanya bunda tidak membangunkan Mila. Akibatnya Mila kesiangan bangun dan terlambat sekolah. Pada sore harinya tidak seperti biasa bunda tidak memanggil Mila, sampai hampir magrib baru kembali. Ternyata tanpa sepengetahuan Mila, bunda sebenarnya tengah sangat tidak sehat. Dan akhirnya Mila tidak menemukan  bunda di sore hari berikutnya. Ternyata bunda dibawa oleh ayah ke rumah sakit.
Mila cuma bisa menangis, memandangi wajah bunda yang belum juga sadar dari sakitnya. Selang oksigen dan infus menghiasi tubuh bunda. Menurut dokter bunda sakit serius, sudah sakit sangat lama, namun bunda tidak pernah mau merasakan  dan membiarkan sakitnya menjadi semakin parah.
“Bunda, maafkah Kamila. Selama ini Kamila suka nakal dan tidak mau mendengar apa kata bunda, “ Mila menggenggam tangan bunda. Dia terus menangis sambil menempelkan tangan bunda kepipinya yang berlinangan air mata. Dia berjanji jika Bunda dapat kembali sehat akan benar-benar menurut apa kata bunda.
**********
Beberapa minggu setelah beristirahat bunda di nyatakan telah sembuh total dan hanya di wajibkan control memeriksakan diri seminggu sekali. Bunda sangat senang dapat kembali kerumah.
Hati bunda menjadi lebih senang sekali ketika melihat dan merasakan perubahan sikap Kamila. Sekarang Mila sudah tidak rewel lagi dan disiplin dalam keseharian. Pakaiannya tidak lagi suka berhamburan, tidak rewel lagi jika di suruh belajar dan menghapal, demikian juga tidak lagi suka mengeluh dan mengirikan teman-teman yang tidak belajar, dan jika bermain pun Mila selalu pulang tepat waktu tanpa harus di cari terlebih dahulu oleh bunda. Bunda sangat senang, dan bunda sudah berjanji dalam hati untuk selalu menemani Kamila setiap waktu karena ayah Kamila telah mendapatkan pekerjaan yang penghasilannya lebih baik dari sebelumnya
**********
Suatu hari guru Kamila memberitahukan tentang lomba hapalan surat yang akan di adakan di Sekolah SD 008, tempat Diah dan Yeni sekolah. Kamila dan beberapa murid termasuk yang akan mengikuti lomba. Ada yang akan mengikuti lomba lukis, ada yang akan mengikuti lomba menulis, dan ada juga yang akan mengikuti lomba. Kamila terus berusaha agar bisa memberikan kemampuan terbaiknya. Hatinya sangat senang karena ternyata dia bisa mengahapal semua dengan sangat mudah. Dia bisa membaca semua surah yang di perlombakan dengan tartil, bacaannya benar , tanda baca dan demikian juga dengan huruf-hurufnya. Maka sudah dapat diduga, Kamila begitu senang karena dia bisa menjadi juara pertama dengan membawa pulang buku buku dan seperangkat alat tulis menulis. Bunda tersenyum, dilihatnya Kamila tidur dalam keadaan senang dengan membawa buku tulis dari hadiah lombanya.

END