Menulislah Agar Kita Abadi Sepanjang Masa

Menulis kalau nggak biasa atau lama meninggalkannya maka akan sangat sulit untuk memulainya kembali. Padahal menulis adalah salah satu hal yang akan menyebabkan hidupnya akal, laksana pisau akan menjadi tajam ketika sering di asah. Kenapa demikian karena menulis itu perlu pengetahuan yang harus di cari seseorang dengan membaca banyak sumber terlebih dahulu. Kemudian dia harus merangkai potongan informasi dan kemudian merangkainya menjadi satu tulisan baru yang harus bagus dan sisi redaksi dan tentunya harus bermanfaat untuk pembacanya.

Menulis sesungguhnya sudah sangat bisa di tulis oleh siapa pun sekarang ini, dengan medsos yang demikian terbuka sekarang ini maka menulis menjadi keseharian bagi siapa pun , emak emak, anak anak sekolah, bapak bapak, tukang ojek, karyawati,pns, dan semua pasti sekarang ini mempunyai akun medsos entah dia facebook, twitter, blogspot dan satu lagi medsos yang menurut penulis yaitu WA benar benar merubah wajah dunia dan sangat bermanfaat untuk kita. Bayangkan berjuta komunikasi sekarang ini terjalin lewat WA, juga betapa sangat bermanfaatnya WA ketika misalnya dengan grup yang terbentuk sangat banyak di bicarakan di dalamnya hal hal kebaikan atau hal teknis yang sangat bermanfaat bagi pelaku pelaku di dalamnya. Dimana pula di sanalah bisanya akan sangat terasah bakat menulis seseorang, melalui tulisannya entah curhat, entah kebijakan, entah motivasi,dan bentuk tulisan lainnya.

Maka menulislah karena menulis itu sangat bermanfaat bagi diri kita pribadi dan bagi pengembangan diri kita. Melalui menulis akan banyak hal yang bisa ungkapkan kepada dunia, akan banyak hati yang tersuarakan, sehingga akan banyak beban yang terkurangi. Menulis juga menjadi amal jariyah bagi kita ketika apa yang kita tulis kemudian menginspirasi bagi siapa pun untuk berbuat yang sama dalam kebaikan dan menjadi jauh lebih baik lagi kedepannya dari waktu kewaktu. Menulislah , karena menulislah yang akan membuat kita abadi, karena selama blog kita tidak terhapus dan internet masih ada maka selama itu pula kita akan tetap mendapatkan kebaikan dan tetap hidup di hati siapa pun pembaca kita.

Menulis awal awal memang terasa berat, namun lama kelamaan kita akan menjadi terbiasa, dimulai dari separagraf demi separagraf lalu menjadi beribu kalimat yang bisa mengalir deras karena kebiasaan kita. Terlebih jika kita membahas apa yang terjadi sehari hari di mana sejuta makna bisa kita interpretasi dari peristiwa demi peristiwa yang kita alami. Untuk berbuat baik atau menyampaikan kebaikan tentunya kita tidak harus menunggu sempurna, karena bahkan kita di minta menyampaikan walau hanya satu ayat, artinya tidak harus kita paham semua hal baru kita boleh menasehati orang karena kalau demikian yang kita lakukan bisa jadi kita sampai akhir hayat tidak akan pernah mencapai kesempurnaan tersebut dan artinya terputus pula peluang kita untuk menjadi pribadi yang gemar menyebarkan kebaikan dan kebenaran sehingga terputus pula peluang amal jariyah kita. Bahwa akan terputus amal seorang hamba terkecuali amal atas tiga hal yaitu anak sholeh yang mendoakan orang tuanya, harta yang di manfaatkan di jalan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Bila seseorang terinspirasi atas tulisan kita yang menyeru misalnya kemanfaatan dari sholawat dan orang tersebut kemudian benar benar mengamalkannya sampai akhir hayat maka sepanjang itu pula kita akan beroleh pahala karenanya.

Usia kita tidak lama, seandainya usia kita laksana usia Nabi SAW yang 63 tahun dan usia kita sudah 48 tahun, maka kurang lebih 15 tahun usia kita tersisa. Kita tinggal merefleksi diri dalam usia 48 tahun sudah sebanyak apa ibadah kita kerjakan, sudah seberat apa amal kebaikan kita kerjakan. Bila kita kira amal keburukan kita masih lebih banyak dari amal kebajikan maka menjadi warning sangat keras bagi kita untuk memperbaiki diri dan kemudian dalam usia yang tersisa kita semaksimal mungkin menabur kebaikan bagi segenap manusia dan segenap makhluk NYA. Dan salah satunya adalah dengan menulis. Menulislah tentang apa saja yang menjadi passion kita, apa saja yang menjadi hobi kita , apa saja yang kita kuasai dan kita pahami dengan baik. Agar kelak beratus, beribu dan bahkan berjuta pasang mata membacanya dan menginspirasi mereka dalam kebaikan serupa. Semoga kita bisa konsisten melakukannya karena salah satu musuh terbesar manusia dalam beribadah dan dalam melakukan satu hal adalah ketidakkonsitenan itu sendiri.

Related Posts :