Beratnya Mendidik Anak Di Usia Belia


Mendidik anak berat. Sungguh masa awal dari kelahirannya pada masa usia balita adalah masa emas yang harus benar benar di manfaatkan untuk membaguskan akhlak dan perilakunya. Tidak salah bila masa balita di sebut masa golden age, periode. Karena di masa tersebut anak akan mendengar, melihat dan menirukan setiap apa yang di dengar dan di lihatnya. Semakin banyak dan positif inputan pada masa ini akan semakin sehat perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak kita. Bila sampai salah menderitalah kita karena efeknya dari kelalaian mendidik di 10 tahun pertama usia anak kita itu sangat jauh berkepanjangan bahkan sampai pasca usia kita dari sebab terputusnya doa dari anak kita karena anak kita bukanlah anak yang sholeh.
Kenakalan anak dewasa ini demikian marak. Hampir pasti hal ini awalnya adalah anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik, sehingga anak akan mudah terlarut oleh lingkungan yang mewarnainya, oleh pergaulan yang di jalaninya. Pada saat anak sejak kecil terbiasa di biasakan bergaya hidup serba permisif misalnya, apa apa permintaan di turutkan , sampai besar kebiasaan tersebut pasti akan terus terbawa, bahkan sampai berumah tangga. Bahwa banyak orang tua yang sekedar bertindak laksana induk ayam, yang sekedar mencarikan makan. Banyak orang tua yang hari harinya hanya sibuk mencarikan makan kebutuhan fisik bagi anak anaknya, dan lupa memberinya pendidikan agama, memberikan nasehat kebaikan. Pendidikan anak sudah di pasrahkannya pada sekolah , kepada guru guru di sekolah. Akhirnya anak pun tumbuh sesuai arahan dari sekolah dan lingkungan yang di jalaninya. Beruntung bila sekolah yang di pilihkan bagi anak adalah sekolah yang unggul yang banyak menambahkan materi pembinaan akhlak dan agama dalam pendidikan anak. Karenanya bila merasa waktu tak banyak untuk mendidik anak karena kesibukan pilihkanlah sekolah terbaik yang bukan hanya kita tahu baik reputasinya dalam bidang akademik tapi juga baik dalam mendidik akhlak dan agama anak anak didiknya.
Dengarlah cerita ini , cerita ini berasal dari lingkungan sekitar kami sendiri. Bahwa anak yang banyak yang di punyainya tidak membuatnya berbahagia namun justru setiap hari membawa masalah silih berganti satu demi satu. Contohnya dalam minggu lalu datang seorang anaknya yang menyebut suaminya terjebak narkoba dan terjerat utang sebesar 120 juta dengan menggadaikan sertifikat rumah yang sudah berulang di tagih dari pihak bank. Ternyata dalam 2 minggu kemudian datang lagi masalah dari anak yang lain tentang keinginannya untuk menjual rumah(pemberian orang tuanya) untuk menutup utang 130 juta yang di punyainya. Masalah berat tersebut di tambah lagi dari anak lain yang sudah menikah dan bekerja tapi masih saja setiap hari datang meminta uang dengan alasan untuk membeli makan bagi anaknya. Demikianlah setiap waktu silih berganti memberikan kesulitan hidup bagi orang tuanya yang semestinya sudah waktu bagi mereka untuk ganti membahagiakan orang tuanya. Boro boro, justru datang tidak membawa masalah saja sudah satu kebahagiaan bagi si orang tua tadi. Wajarlah bila si bapak kemudian di diagnose menderita penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Cerita lain masih dari lingkungan terdekat kami, bahwa karena pengaruh lingkungan beberapa orang di satu rumah sampai terjangkiti narkoba secara bersama sama, lalu beberapa orang yang satu sepupuan juga ternyata secara bersama sama terjangkiti virus narkoba. Menjadi pemakai narkoba, memakai sabu sabu, memakai putaw dan narkoba jenis lainnya. Akibatnya bisa di duga bahwa masa depannya menjadi gelap, di tangkap polisi, di penjara, menjadi sopir mencicil mobil mobil pun amblas di tarik. Tidak kunjung mendapat pekerjaan dan terus menghabiskan barang barang di dalam rumah sehingga sangat menderitalah si ibu dari mereka. Wajah orang tua tercoreng oleh ulah dan perbuatan mereka yang demikian buruk. Dan ketika seseorang sudah terjangkiti narkoba demikianlah dia seumur hidupnya, dan akan terus melakukan hal hal yang tercela itu. Didalam keluarganya akan tidak tahu tahu dengan kewajibannya, kasar kepada anak istri, dan sangat di takutkan akan menularkan perilaku buruknya kepada anak anaknya pada generasi berikutnya. Bila mengetahui pacar, atau suami atau istri yang sudah terjangkiti narkoba jauh lebih baik tinggalkan saja, selesaikan saja hubungan dengannya, agar tidak menderita seumur hidup yang tersisa, agar tidak terkasari anak anak tercinta olehnya, apakah ayahnya atau ibunya atau saudara lainnya.
Demikianlah bila kita salah dalam mendidik anak di usia belia dan mudanya pada saat kata kita masih di dengarnya. Karenanya, didiklah anak anak kita dengan sebaik baiknya. Menyerahkan pendidikan kepada sekolah sepenuhnya yang dia berada di sana hanya sekitar 6 sampai 8 jam sungguhlah tidak fair karena masih ada waktu lebih dari 12 anak bersama kita orang tua dan lingkungannya. Didiklah bersama sama saling bekerja sama agar anak kita kelak menjadi anak yang baik akhlaknya, cerdas pikirannya dan terpenting menjadi investasi kita orang tuanya bukan hanya bagi kehidupan di usia tua kita tapi juga sampai kelak setelah kematian kita.