Bekal Pendidikan Bagi Anak Jauh Lebih Penting Dari Bekal Harta Milyaran

Bekal Pendidikan bagi anak jauh lebih penting dari harta sekalipun milyaran jumlahnya. Siapa pun tidak menyanggah bahwa pendidikan itu sangat penting, yang masih kurang adalah memahami pendidikan yang bagaimana yang harus di persiapkan bagi anak. Bahwa sekolah sekolah sekarang harus di akui tidak berhasil memberikan bekal yang di butuhkan anak untuk kehidupannya. Mereka sejak jenjang SD sudah di jejali dengan materi terlalu banyak yang menyebabkan anak tahu terlalu banyak namun hanya sedikit sedikit. Padahal dalam kehidupan kita tidak perlu tahu terlalu banyak, yang kita butuhkan adalah sangat ahli di satu bidang keahlian namun kita benar benar menguasai dari A sampai Z nya.
Al Abqory serang Banten

Maka pilihlah sekolah yang mempunyai kurikulum komplet, menjadikan anak punya kecerdasan secara lengkap, ya pengetahuannya, ya emosinya, ya spiritualnya, ya karakternya. Dan sekolah sekolah demikian sangat banyak jumlahnya. Menjadikan anak yang siap menghadapi kehidupan kedepan yang sangat keras dan penuh tantangan harus di lakukan sejak dini agar semakin banyak bekal anak.

Kita bukanlah golongan para sahabat Nabi yang mampu mendidik anak anak mereka sebelum baliq telah menghapal 30 juz Al Quran(umpamanya) karenanya menjadi kewajiban kita mencarikan anak sekolah dan guru guru yang mampu melakukannya untuk kita.

Bekal harta tidaklah cukup tanpa anak di bekali keimanan dan ke ilmuan. Kami menjadi saksi bahwa berapapun harta dia akan habis. Tetangga kami yang tadinya mempunyai harta tanah bernilai milyaran ternyata belum sampai di generasi cucunya semua telah habis karena si anak yang sekolahnya tidak sampai pendidikan tinggi ternyata menghabiskan harta dengan menjual aset tanah mereka satu persatu. Yang lebih parah lagi adalah tetangga kami lainnya bahwa beberapa anak mereka menyebut di hadapan orang lain bahwa kalau bapaknya mati akan dijual rumahnya yang harganya milyaran itu atau kalau bapaknya dipenjara(karena kebetulan berkasus)akan dijual rumahnya. 

Demikianlah bila kita meninggalkan anak tidak berilmu dan berakhlak, kita akan menangis kelak di usia senja karena perlakuan anak anak kita. Pertanyaannya maukah kita mengalaminya?