TWITTER, FACEBOOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, BLOGSPOT, WORDPRESS JADI MEDAN PERANG OPINI

Medsos,twitter, Facebook, Instagram,Youtube, blogspot, wordpress nampaknya tengah booming sekarang. Media Televisi adalah sumber utama informasi bagi banyak orang. Pada masa dahulu sebelum medsos berkembang siapa pun yang punya kepentingan bisa memanfaatkan televisi untuk membangun opini mendukung kebijakannya apa pun itu. Namun sekarang nampaknya mereka siapa pun yang memiliki media tidak bisa lagi bebas melakukannya. Hal ini tidak lepas dari medsos yang demikian marak dewasa ini, dari twitter, Facebook, Instagram,Youtube, blogspot, wordpress dan banyak lagi media yang lain. Medsos itu dengan cepat menyampaikan kepada masyarakat perkembangan yang tengah terjadi, maka apa pun peristiwa akan cepat tersebar luas hanya dalam hitungan detik, bahkan ketika reporter televisi baru mendengar dan menuju TKP.

Medsos seperti twitter, Facebook, Instagram,Youtube, blogspot, wordpress kini tampaknya telah menjadi senjata makan tuan bagi segelintir pemilik modal dan segelintir penguasa di mana pun yang ingin bebas mengumbar opini sesuai pesanannya, sesuai kehendaknya. Bila berita tak sesuai fakta tersaji di media televisi, dengan cepat pasukan dari Medsos seperti twitter, Facebook, Instagram,Youtube, blogspot, wordpress bergerak menyajikan fakta yang sebenarnya lengkap dengan foto foto dari TKP. Riwayat perkataan dan perbuatan seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi pun bisa telusuri kembali bahkan sampai puluhan tahun kebelakang cukup dengan membuka kembali media lama melalui pencarian dengan mbah google. Dengannya kemudian dapat terbantahkan atau tertampakkan konsistensi atau ketidakkonsistenan seseorang itu.

Medsos seperti twitter, Facebook, Instagram,Youtube, blogspot, wordpress tampaknya telah menjadi senjata peperangan yang sangat efektif bagi banyak orang, tidak heran bila banyak kalangan yang kemudian menyuarakan anti hoax, anti berita berita palsu, dan memanglah kita harus bisa memilah mana berita benar dan mana berita yang salah dan syukurlah nampaknya kebenaran akan selalu tampak sekali pun di tutupi dengan lumpur dan kebatilan akan selalu hancur pada akhirnya sekali pun berjuta manusia memperjuangkannya, bertriliunan dana di gelontorkan untuk membiayainya.