ANDAI AKU MATI DI SATU HARI DI HARI RABU MALAM KAMIS DINIHARI

Entah mengapa akhir akhir ini kematian terasa demikian dekat. Apakah ini hanya wujud dari kelemahan dalam menghadapi sakit ataukah memang ini adalah sebuah pertanda dari-NYA bahwa usia memang telah dekat saat berakhirnya. Kenikmatan dalam segala yang dirasa tiada lagi menimbulkan sejuta tanya, makan tak lagi ada selera apa pun suguhan di hadapan, tidur tak lagi dapat nyenyak selalu rasa tak enak kemana pun tubuh di rebahkan. Kepala yang pusing tiada henti dan rasa meriang dan demam yang tiada henti walau sudah menelan obat berpuluh butir. Rasa letih tubuh setiap beraktivitas menjadi pengunci bagi semua yang dirasa tidak enak.

Ah, tidak ada siapapun yang tahu akan datangnya kematian, akan waktu bagi datangnya sang malaikat maut. Dan entah mengapa pula rasa kedamaian itu kini menghampiri, pasrah sepenuh jiwa raga, bahwa bila hamba harus menghadap-NYA, mau tidak mau suka tidak suka semua makhluk mesti dengan suka cita menghadap-NYA. Kenapa, karena kematian adalah pintu paling cepat menuju kepada Rob-NYA, dimana seorang hamba sepanjang hayatnya senantiasa tunduk dan menyerahkan segenap jiwa raganya pada-NYA, pada penyembahan terhadap-NYA, pada penghindaran terhadap segenap larangan-NYA. Jadi kematian adalah suatu kebahagiaan bagi hamba-NYA yang beriman karena dengan kematian itu maka seorang hamba justru di antarkan pada Zat Yang Maha Tinggi ALLAH SWT.

Akan halnya apakah telah purna penghambaan sehingga diri dengan berani menyatakan siap menghadap-NYA. Tentu tidak ada seorang hamba pun yang tahu sudah seberapa banyak pengabdian yang sudah di lakukan dan sebesar apa dosa yang pernah di kerjakan sepanjang jiwa di kandung badan. Namun dengan keyakinan bahwa sepanjang hayat segenap panca indera sudah di arahkan untuk semata mata menghamba sepenuh jiwa pada-NYA dan sepenuh usaha menghindari segala bentuk kemaksiatan kepada-NYA, maka cukuplah hal itu sebagai pegangan karena manusia akan di hisab, dan sebesar amal atau sekecil apa pun dosa tidak akan ada yang luput dari pencatatan-NYA. Maka yakin akan ke Maha Besaran-NYA dan Ke Maha Pengampunan-NYA serta besarnya Kasih Sayang-NYA kepada segenap hamba-NYA yang beriman, 3 hal itulah yang menenangkan hati, dan bukannya karena keyakinan akan kebanyakan amal diri.

Kematian akan datang kapan pun, hanya waktu pembedanya, ada yang datang ketika muda usia dan ada juga yang dalam usia renta. Hanya beberapa pesan singkat yang dapat tersampaikan untuk siapa pun yang telah bersinggungan dengan diri di sepanjang hayat:
1. Mudah mudahan di maafkan segenap berisik suara hati yang suka mencaci, tajamnya kata kata yang suka mencela dan sikap yang kejam dalam pergaulan keseharian. Hanya DIA yang akan membalas terhadap segenap maaf yang tercurahkan untuk segenap salah dan dosa.
2. Terhadap segenap amanah yang tidak terlaksanakan dengan baik, sebagai ayah, sebagai suami, sebagai teman sahabat, sebagai tetangga, sebagai saudara, sebagai keluarga(paman, sepupu,keponakan,anak,ipar,dsb). Mudah mudahan semua memaafkan semua yang kurang dan mengikhlaskan. 
3. Untuk Istri tercinta, sabarlah, ALLAH akan selalu memberikan yang terbaik untukmu karena selama ini engkau juga tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik kepada-NYA.
4. Untuk ananda tercinta, doakan ayahanda selalu di setiap waktu. Dan bantulah selalu bunda dengan tidak pernah membantah apa kata bunda, termasuk untuk selalu bertahfizh Quran setiap hari karena yakinlah bahwa itu adalah amalan yang akan membawa ananda dan ayah bunda kesurga.

Andai aku mati di satu hari di Hari Rabu Malam Kamis Dinihari, sedih juga rasanya, harus berpisah dengan semua. Sedih juga karena tidak akan sempat menyaksikan masa kedatangan utusan-NYA Al Mahdi Al Muntazhar yang datang dalam beberapa tahun ini, seperti telah ku tulis dalam banyak posting di blog ini. Tapi cukuplah aku menyaksikan semua dari sana, alam keabadian, dimana mudah mudahan kegembiraan yang bakal di dapat jauh lebih besar di bandingkan dengan kebahagiaan karena apa pun.