SEDIKIT PERMASALAHAN YANG HARUS KITA BENAHI

Masalah Indonesia 
Melihat kondisi negara kita dewasa ini kita sangat sedih sekali. Hampir di semua sektor terjadi penyimpangan.
Pelayanan Publik
Dalam hal ini korupsi terjadi dimana-mana. Dari mulai urus ktp di rt sampai urusan mau jadi presiden semua harus dengan uang. Tanpa uang sabun jangan harap urusan lancar maka pemeo ADUL(ada uang urusan lancar)sudah sangat terkenal sekali. Memang demikianlah nyatanya, tanpa uang jangan harap urusan kita apa pun itu bisa cepat.Dalam pengurusan. Birokrasi berjalan sangat lamban tanpa uang. Dampaknya ekonomi biaya tinggi terjadi karena semua harus di selesaikan dengan uang. Jika nilai proyek 1 M, maka sebenarnya realitanya paling banter adalah 60 %nya. Yang 40 % harus berputar kebeberapa tangan, dari mulai potongan wajib 10 % untuk pejabat tertinggi, uang foto copy, uang pelaksana, dan banyak lagi jenis uang lainnya. Ditambah dengan keuntungan yang di ambil oleh pengusaha habislah nasib proyek untuk kepentingan rakyat itu. Yang terjadi kemudian jalan atau jembatan atau bangunan yang di kerjakan menjadi berkualitas rendah, baru sebulan di bangun sudah harus di rehab kembali.

Hukum
Hukum di negara ini sangat membedakan antara terhadap si kaya dan si miskin, terhadap yang beruang dan yang tidak. Maka hukum cenderung tebang pilih, tidak duduk sama tinggi duduk sama rendah tapi duduk sama rendah berdiri tinggi saya. Maka banyak kasus-kasus besar dengan uang besar bisa lolos begitu saja, sementara kasus kecil dengan uang kecil harus rela berlama-lama mendekam di balik dinginnya bilik jeruji besi. Kongkalikong terjadi di semua level. Dari mulai penangkapan, penuntutan, pemutusan, semua bisa di atur.Sangat wajar jika ada sebuah survei yang menyebutkan hanya 10 % orang yang masih percaya bahwa hukum berlaku adil terhadap semua lapisan masyarakat.Artinya dari 10 hanya 1 yang percaya bahwa hukum adil

Moral
Kehancuran moral sudah bukan hal yang aneh. Moralitas bangsa kita telah jatuh ketitik yang sangat rendah sekali. Kebiasan mengghibah orang lain jadi trend, bahkan jadi bisnis yang bernilai triliunan. Koran dan majalah yang berisi pornografi dan klenik laku keras. Jadilah semakin banyak yang makin pintar berpornografi dan makin pintar orang menipu dan membohongi seperti ulah dukun-dukun yang ada di majalah-majalah klenik itu.

Sosial
Kerukunan sosial tidak ada lagi. Kerusuhan sosial begitu mudah di sulut oleh hal-hal sepele. Penghakiman massa bukan hal yang aneh. Hanya karena urusan rokok orang akan bisa membunuh. Nelayan dari daerah berbeda bisa saling melarang melaut mencari ikan di wilayahnya. Begitu pun pelamar pekerjaan atau cpns dari daerah yang berbeda pun akan di larang. Bahkan yang paling parah untuk bepergian dari daerah satu kedaerah yang lain dia harus punya pula ktp baru.

Mati di lumbung padi
Tampaknya istilah itu memang paling tepat untuk menggambarkan kondisi negara kita belakangan. Bagaimana tidak,Indonesia yang luasnya membentang dari timur kebarat dari sabang sampai merauke,yang dikaruniai begitu banyak kekayaan alam seperti minyak bumi,batu bara, pohon/kayu, tanah yang luas membentang sangat subur ,perairan yang demikian kaya dengan hasil perikanan. Tetapi pada kenyataannya pada semua aspek belakangan ini kita mengalami kekurangan:beras  impor,kedele impor,sapi impor,minyak impor,jagung impor, gandum impor. Bagaimana tidak ironis jika disamping pemandangan kilang-kilang minyak raksasa dibalikpapan,penduduk antri berderet hanya sekedar untuk mendapatkan 2 atau 3 liter minyak tanah.

Kita juga tidak tahu dimana salah dari semuanya. Bagaimana mungkin ditanah Indonesia yang katanya kayu pun kalau dilempar akan menjadi tanaman ternyata hampir menjadi pengimpor beras terbesar didunia. Begitu pun dengan produksi minyak yang hampir 1 juta barel ternyata kita pun masih harus mengimpor minyak mentah. Ternyata itu semua tidak lepas dari kebijakan2 yang tidak mendukung terhadap pengembangan kemandirian kita dalam segala aspek tadi.

Dalam sektor pertanian tidak ada dukungan yang memadai terhadap bagaimana agar petani bersemangat menanam padi jagung,kedele,dan sebagainya. Bagaimana mungkin petani akan semangat menanam padi atau kedele jika ternyata hasil panennya tidak sebanding dengan ongkos produksi yang sudah dikeluarkan. Harga gabah kering 2 ribu perkg sementara itu biaya produksi sudah 5 ribu per kg. Istilahnya dari pada kerja tetapi rugi kan lebih baik kita tidak melakukan apa-apa. Maka yang terjadi beralihlah mereka menanam tanaman2 lain semisal sayur mayur,singkong atau tanaman lain yang lebih prospektif. Dampaknya jika pendapat satu petani itu sama dengan pendapat ribuan atau bahkan jutaan petani Indonesia maka yang akan terjadi adalah hancurnya jumlah produksi beras nasional dan pada saat hal itu memuncak terjadilah krisis pangan dimana harga beras atau kedele atau jagung melambung 3 atau 4 kali lipat.

Disektor perminyakan yang terjadi adalah bahwa kita ternyata harus membeli minyak kita sendiri dari perusahaan minyak yang mengeksploitasi minyak dari bumi negara kita sendiri. Lucu sekali kan bagaimana mungkin kita ternyata harus membeli minyak dari perusahaan minyak semisal exxon, total dan sebagainya. UU PMA memang pada akhirnya menjadi buah simalakama buat kita. Pada saat kita menginginkan untuk mendapat hasil dari bumi kita dengan memperbolehkan ekploitasi terhadap kekayaan alam kita oleh PMA tetapi karena perundang-undangan yang mengaturnya ternyata memperbolehkan penguasaan hasil sampai 90 % dari hasil yang diperoleh. Jadi kalau ada hasil 1 triliun alias 1000 milyar hanya 100 milyar yang merupakan bagian kita sementara yang 900 milyar lari dibawa oleh investor dari luar negeri itu. Begitulah yang terjadi pada hasil batu bara kita,minyak bumi kita,emas kita,perak kita dan hasil-hasil tambang lainnya dengan persentase yang mirip-mirip saja. Sementara pertamina sebagai perusahaan nasional hanya menguasai tak lebih dari 10 persen saja hasil perminyakan nasional.Jadi jangan heran jika ditengah melambungnya harga minyak sekarang tidak ada keuntungan apa-apa yang bisa di dapatkan oleh keuangan negara kita. Terlebih dengan UU Migas baru yang memperbolehkan perusahaan multinasional semisal exxon membuka industri hilir disektor minyak,jadi jangan heran petronas atau caltex dan segera disusul perusahaan lain membuka POM Bensin dikota-kota di Indonesia. Jadilah benar-benar kita harus jadi tamu dinegeri sendiri.

Berdasar kejadian didua sektor itu saja kita bisa melihat bahwa sebenarnya negara kita mempunyai kekayaan alam yang luar biasa dan punya potensi yang luar biasa juga untuk berkembang. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana manusianya mengelola semua potensi itu agar bisa memberikan hasil yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyatnya. Tanpa perubahan perilaku pengelolaan negara maka yang terjadi adalah terkurasnya seluruh hasil alam tanpa perubahan apapun terhadap kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia dan kita tetap akan mati dilumbung padi sekalipun padi itu ada berserakan disekeliling kita.

Jika kondisi demikian sekarang ini terus terjadi, dan tampaknya akan terus terjadi karena tidak ada tanda-tanda akan ada perubahan model pengelolaan negara dalam waktu dekat, maka jelas bahwa negara kita ini benar-benar akan menjadi negara yang gagal, minimal gagal mensejahterakan rakyatnya