MEMBANGUN RUMAH SEPERTI MEMBANGUN NEGARA, BILA UANG SUDAH TAK ADA STOPLAH KITA

Filosofi membangun rumah, dalam membangun rumah biasanya kita membangun sesuai dengan simpanan dana yang kita miliki. Bila simpanan kita habis dan bangunan belum selesai kita akan mencari pembiayaan untuk menyelesaikannya, salah satunya dengan utang. Utang membuat kita bisa menyelesaikan bangunan rumah kita, rumah tempat kita berteduh dan tempat kita membina keluarga. Namun bila dengan pinjaman itu pun belum bisa kita selesaikan maka kita sekali lagi melihat kemungkinan untuk mencari sumber lain, dengan perhitungan bahwa gaji kita masih mencukupi untuk membayar cicilan setiap bulannya. Namun bila setelah dengan perhitungan matang gaji kita tampaknya tidak cukup dan bakal menyusahkan pemenuhan kebutuhan lain seperti makan sehari hari, maka stoplah untuk sementara bangunan kita, berisitirahat sembari menunggu bangunan bisa kembali kita mulai setelah tabungan kita kembali terisi atau besar cicilan telah mulai berkurang. Maka demikianlah seharusnya filosofi dalam membangun negara. Bila dana untuk membangun tidak mencukupi tidaklah perlu kita  berhutang secara besar besaran untuk membangun infrastruktur. Kasihanilah anak cucu kita karena kelak merekalah yang harus membayar hutang yang menumpuk itu melalui pajak pajak yang terus di bebankan kepada mereka kedepannya. Pada prinsipnya biarlah kita makan cukup dengan garam dan hidup dengan fasilitas infrastruktur apa adanya yang penting kita tidak di bebani dengan utang yang terus di kejar kejar deadline untuk pelunasannya. Agar tidak hilang pula harga diri kita sebagai bangsa