Musibah memang bisa kapan saja datangnya sesuai dengan kesiapan manusia untuk menerima-NYA. Pada saat manusia telah mencapai taraf mampu untuk menghadapi suatu kesulitan maka pada saat itu Allah bisa jadi akan menimpakan kesulitan kepadanya , sebagai tanda cinta bahwa DIA ada perhatian kepada hamba-NYA maka siapa pun harus menerima keadaan itu dengan senang hati. Sebagaimana siswa harus menghadapi ujian pada saat hendak naik tingkat maka begitulah bisa jadi cara Allah untuk menilai seberapa ikhlas hamba-NYA dengan ketentuan-NYA. Seberapa mampu siswa untuk menjawab ujian dan seberapa cepat dia mampu menyelesaikan ujian yang di berikan akan memberi pengaruh penilaian sang guru kepada si murid apakah murid pantas untuk naik ke peringkat berikutnya. Maka demikianlah perumpamaannya. Seberapa mampu manusia ikhlas dengan segala ketentuan-NYA maka setinggi itulah posisi kita dalam pandangan-NYA. Karenanya ikhlaskanlah segala keputusan-NYA karena bisa jadi dengan musibah yang menimpa itu kita akan mendapat kebaikan yang berlipat, atau akan mendapat harta yang jauh lebih banyak lagi, atau kah akan di bersihkannya seluruh harta-harta kita yang sumbernya bukan dari jalan yang baik, atau kah mengingatkan kita untuk lebih banyak lagi memberi dan berbakti kepada sesama, atau kita mungkin hendak di bersihkan oleh-NYA dari dosa-dosa dengan musibah yang menimpa kita itu.
Sangat banyak hal positif yang bisa kita pelajari dan kita ambil dari berbagai kejadian yang menimpa kita. Dalam ilmu hikmah satu kejadian bisa beragam makna dan tafsir, maka berpikirlah selalu positif terhadap segala ketentuan-NYA. Dia maka kaya dan maha berkuasa, apa pun yang DIA kehendaki akan terjadi dan apa pun yang kita minta pasti akan di berikan-NYA. Maka mintalah selalu yang terbaik untuk kehidupan kita karena dengan minta yang terbaik maka DIA akan berikan yang terbaik. Ada pun harta hanyalah seonggok nikmat-NYA yang tak berarti apa-apa di banding semua nikmat yang telah DIA berikan kepada selama ini.