Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal


PENGUATAN SPMI

SD Klender 01 Jakarta Timur, 654 siswa, 95 persen KJP.
Banyak kendala yangterjadi:
      1.      Lingkungan ekonomi menengah bawah
      2.      Latar belakang orang tua kehidupan ekonomi minim
      3.      Orang tua kurang mendukung
      4.      Tenaga PTK perlu perhatian ekstra
      5.      Nilai UN 5 besar dari bawah
      6.      Permasalahan pembelajaran: minat belajar kurang
      7.      Permasalahan pengelolaan sekolah: orang tua kurang aktif
      8.      Permasalahan SKL: output kurang memuaskan

Sebelum SPMI:
      1.      Sosialisasi minim fungsi 8 SNP
      2.      Kurang teradministrasinyanya segala di sekolah
      3.      Aktifitas tdk mengacu rapor mutu
      4.      Guru cuek, malu, kurang antusias meningkatkan kualitas diri
Dampak SPMI:
      1.      Rapor mutu meningkat: 5.03,6.11
      2.      TPMPS bersinergi
      3.      Dana terbatas , banyak kegiatan lain, dana meningkat 
      4.      Warga sekolah saling bersinergi

SMPN 58 Jakarta
Kondisi awal: Blm paham 8 standar, asal mengerjakan, perangkat pembelajaran mengunduh copas, pelaksanaan pembelajaran belum K13,penilaian blm K13, sarpras belum mendukung, manajemen administrasi kacau, pengelolaan tanpa arah, dokumen sekolah blm standar, penggunaan dan pelaporan BOS/BOP banyak koreksi.
Akibatnya negatif yaitu:
Prestasi akademik rendah
Prestasi non akademik nihil
Sekolah tidak memiliki brand
Langkah perbaikan:
pembentukan TPMPS, ada merekrut konsultan luar, ada penetapan instrumen instrumen dan bahan bahan untuk mencapai SPMI.
Pengisian rapor mutu jujur, dan semua responden yang seharusnya,
Perencanaan sesuai capaian rapor
Implementasi sesuai perencanaan
Evaluasi sesuai perencanaan
Penetapan standar baru

Mendukung:
-Visi Misi
-TPMPS telah terbentuk dan mempunyai perangkat kerja dengan instrumen dll.
-SPMI telah dilaksanakan sesuai tahapan
-Hal hal yang menjadi kelemahan benar benar di lakukan perbaikan/adanya evaluasi berkelanjutan.
-Adanya kegiatan kegiatan yang di fokuskan untuk memperbaiki keadaan sesuai kelemahan seperti penyusunan RPP dan pembuatan soal HOTS
SMKN 23 JAKARTA
MENDUKUNG:
-kepemimpinan yang mendukung
-Menyadari bahwa rapor mutu sebagai dasar perbaikan, standar proses lemah
-Perbaikan terus menerus guru agar bisa mengajar dengan baik dan daya serap siswa meningkat
-Literasi yang di perkuat untuk meningkatkan kemampuan siswa, guru terus menerus IHT

TDK MENDUKUNG
-belum semua komponen sekolah memahami tentang program sekolah
-orang tua belum semua memahami upaya sekolah meningkatkan mutu sekolah

SMAN 20 Jakarta
MENDUKUNG:
-Kepemimpinan yang mendukung
-Komitmen sekolah untuk upaya upaya perbaikan dan menerima masukan dari luar
-Evaluasi nilai rapor mutu berjalan dengan baik
-TPMPS sdh terbentuk dan berjalan dengan baik, mempunyai program jelas serta implementasi dengan baik
-Dukungan dari pemda(masuknya pembiayaan SPMI dalam RKAS, sehingga pelaporan terintegrasi).

TDK MENDUKUNG
-Ekonomi lemah
-Kelulusan siswa ke PTN rendah
-Guru guru kurang motivasi mengajar
-Motivasi anak anak kurang
-Komitmen sekolah imbas kurang dalam pengimplementasian SPMI

GERAKAN LITERASI
Membaca sumber literasi yang ada di sekitar semua. Menumbuhkan kembangkan budaya literasi sepanjang hayat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pepatahnya butuh sekampung untuk mendidik anak.
GLS,semua warga sekolah, GLK, gerakan literasi keluarga PAUDDIKMAS, GLM, gerakan literasi masyarakat.
Tahap:
Pembelajaran
Pengembangan
Pembiasaan
Dari pembiasaan kemudian akan di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Ekosistem sekolah literat:
Lingkungan fisik
Lingkungan akademik
Lingkungan social dan afektif
Indikator Gerakan Literasi Sekolah:
Penyusunan program GLS dan pemakaian produknya sebagai sumber belajar, Perpus, sudut belajar, Keteladanan literat warga sekolah, penghargaan terhadap perilaku literat.

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan pendidikan karakter di lakukan karena untuk mengubah karakter di butuhkan waktu yang sangat panjang dan terus menerus. Penguatan karakter di setditjen yang kemudian d satukan UKS, pembinaan akhlak mulia, PKN. Sekarang dengan tagline sekolah sehat berkarakter.
Indikator sekolah sehat berkarakter:
Sekolah sehat itu: Budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Sekolah berkarakter itu:
Mengamalkan nilai karakter utama:religius, nasionalis,mandiri,gotong royong dan integritas.
Dalam pendidikan karakter harus melibatkan seluruh komponen bangsa, sekolah ujung tombaknya.
Menumbuhkan karakter di sekolah:
3 Pendekatan:
Berbasis kelas:integrasi kurikulum
Berbasis sekolah:budaya,lingkungan,ekstrakurikuler
Berbasis masyarakat:orang tua, tokoh,kearifan lokal
Nilai integrasi:
Memasukkan materi pendidikan anti korupsi dalam silabus mata pelajaran.
.......,......,......
Strategi PPK
Pemotivasian(intervensi): melalui peraturan, membuat slogan slogan
Pembiasaan(Habituasi):sekolah merekayasa, mengelola, memfasilitasi sekolah agar nilai pilihan terbiasa misal kantin kejujuran, kotak barang hilang.
Keteladanan
Refleksi dalam rangka menginternalisasi apa yang dirasakan.
Prosedur PPK
Harus ada tim pengembang karakter atau masuk dalam tim lain
....
...
Penilaian Hasil PPK
Penilaian sikap dalam pembelajaran, penilaian teman sebaya, penilaian diri.
Kerjakan yang menjadi tanggung jawab diri kita masing masing.
SOLUSI PENINGKATAN MUTU DI SATUAN PENDIDIKAN
Kondisi sekolah, banyak program: SPMI, K13, PPK, Literasi, Lain Lain. Harus diintegrasikan agar sekolah tidak merasa terbebani. Bekerjasama, sumberdaya dan sumberdata yang sama. Semuanya ketika implementasi SPMI dalam 5 siklus harus sudah terintegrasi (pemetaan, perencanaan, implementasi, evaluasi, standar baru).
Ilmu harus di update setiap waktu. Setiap peserta didik unik. Setiap individu mempunyai kompetensi yang unik dan berbeda beda. Maka standar isi harus di kembangkan indikator dan proses pembelajarannya tergantung kreatifitas guru. Keterkaitan SKL, KI, KD menjadi kesulitan guru.
Format kurikulum jangan di bakukan asal sesuai dengan nilai nilai dasar, sekolah swasta bisa lebih berkembang karena melakukan pengembangan kurikulum. Kurikulum bersifat dinamis. Dinamika di sekolah/kelas harus di perhatikan. Ketika mengenal bagaimana karakteristik setiap anak dengan baik maka pembelajaran akan lebih mudah di jalankan