INI KATA KUBUR KEPADA MAYAT

RASULULLAH Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Perbanyaklah mengingat mati. Setiap kali ada orang mati dikuburkan, kubur akan berkata, ‘Saya adalah rumah asing, saya adalah rumah kesunyian, saya adalah rumah debu, saya adalah rumah cacing. Jika orang beriman dikubur, kubur berkata kepadanya, ‘Selamat datang. Engkau orang yang paling kusenangi, yang berjalan di atasku, jika sekarang kau berpaling dan kembali kepadaku maka kututupi engkau.’ Lalu kubur menjadi lebar sejauh mata memandang dan pintu surga terbuka untuknya.” (HR. Turmudzi).
Adapun jika orang kafir yang dikubur, kubur akan berkata, “Tidak ada Selamat, engkau adalah orang yang paling kubenci, yang berjalan di atasku, jika sekarang kau berpaling dan kembali kepadaku maka kututupi engkau.” Lalu kubur menghimpitnya hingga remuk tulang-tulangnya.
Rasulullah menggambarkan himpitan kubur bagi orang-orang kafir dengan merapatkan kedua telapak tangannya. Setelah dihimpit, Allah kemudian mendatangkan tujuh puluh ular besar untuknya, yang jika satu saja dilepaskan di bumi, tanaman di bumi akan habis dimakannya. Ular-ular itu menggigitinya dan mendorong orang itu ke lubang neraka.
Dari riwayat Abu Hurairah, ia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah untuk mendatangi jenazah. Kemudian beliau duduk di atas kubur dan berkata, ‘Tidak ada orang datang ke kubur hari ini, kecuali kubur berseru kepadanya dengan suara keras, ‘Wahai Anak Adam, bagaimana engkau melupakanku? Apakah kau tidak tahu bahwa aku adalah rumah kesendirian, rumah asing, rumah kesepian, rumah cacing dan rumah yang sempit? Aku akan menghimpit siapa pun, kecuali orang-orang yang dilonggarkan oleh Allah.’ Rasulullah lalu bersabda, ‘Kubur bisa menjadi taman di antara taman-taman surga atau lubang di antara lubang-lubang neraka.'” (HR. Tabrani)
Ketika orang mukmin sedang sakaratul maut, Malaikat Maut datang kepadanya dalam rupa yang bagus dan bau harum, lalu duduk di sisinya untuk mencabut ruhnya. Datang juga kepadanya, dua malaikat dengan membawa obat pengawet dan kain kafan dari surga. Tapi keduanya berada agak jauh dari orang mukmin itu. Malaikat Maut berusaha mengeluarkan ruh dari tubuh orang mukmin dengan pelan-pelan.
Jika ruh itu sudah di tangan Malaikat Maut, kedua malaikat mengambil alih untuk mengawetkan dan mengkafaninya dengan kafan dari surga untuk kemudian dibawa naik ke surga. Pintu-pintu langit dibukakan untuknya dan para malaikat menyambutnya dengan gembira. Mereka berkata, “Ruh siapakah yang baik ini, yang dibukakan untuknya pintu-pintu langit?” Lalu ruh itu disebut dengan nama sebutan yang terbaik di dunia. “Ini adalah ruh Fulan.”
Kemudian ruh itu dinaikkan ke langit. Para penghuni langit menyambutnya, sampai dia diletakkan di hadapan Allah di arsy, lalu amalnya keluar di Surga Illiyyin. Allah berfirman kepada para penghuni langit, “Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni pemilik amal ini.”
Buku catatan amal orang itu ditutup, dan dikembalikan ke Illiyyin. Selanjutnya, Allah berfirman, “Kembalikan ruh hambaKu ke bumi, karena Aku telah menjanjikan akan mengembalikannya ke sana.”
Dan ketika mayat orang mukmin diletakkan di liang kubur, bumi berkata kepadanya, “Kamu telah menjadi kekasih saat masih berada di permukaanku, apalagi saat ini ketika kamu berada dalam perutku? Akan kuperlihatkan apa yang akan kuperbuat untukmu.” Kubur kemudian melebar sejauh pandangan mata.
Di bawah kaki mayat orang mukmin itu pintu surga dibuka. Dikatakan kepadanya, “Lihatlah, pahala yang dijanjikan Allah kepadamu.” Di atas kepalanya, pintu neraka dibuka. Dikatakan kepadanya, “Lihatlah, siksaan yang telah disingkirkan Allah darimu.Tidurlah dengan senang hati.” Dan tidak ada yang lebih disukai orang mukmin itu selain datangnya hari kiamat.
MAYAT yang telah dikuburkan dapat mendengar langkah pengiringnya. Liang lahat yang sekarang menjadi tempatnya berbicara, “Celakalah, engkau anak Adam! Bukankah engkau sudah “diperingatkan agar waspada akan diriku? Kesempitanku? Bau busukku? Keseramanku? Dan cacingku? Apakah kau sudah siap untuk semua itu? Apa yang telah kau persiapkan untukku?”
Jika yang dikubur itu orang mukmin, taat kepada Allah, maka kubur itu akan berkata, “Hari ini saya akan menjadi rahmatmu. Saya adalah rumah, jika orang taat yang memasukiku akan keluar dengan gembira.” Tetapi bila yang dikubur orang durhaka, kubur akan berkata: “Hari ini, saya akan menjadi siksamu. Saya adalah rumah, jika orang durhaka yang memasuki akan keluar dengan menderita.”
Dalam suatu riwayat dikatakan, ketika orang mukmin dimasukkan ke liang lahatnya, bumi berkata, “Apakah dia orang taat atau durhaka?” Apabila dia orang yang saleh, maka ada panggilan dari arah kubur, “Kembalikanlah kondisinya seperti semula, dan jadilah rahmat baginya. Dia adalah hamba yang terbaik bagi Allah dan orang terbaik yang dikembalikan kepadamu.” Lalu bumi menjawab, “Sekarang dia berhak mendapatkan kehormatan.”
Muhammad bin Shabih berkata, “Saya mendapat berita apabila seseorang disiksa dikuburnya, maka mayat-mayat yang ada di sekelilingnya berteriak, ‘Wahai orang dunia yang berselisih dengan saudaranya! Apakah engkau tidak mengambil pelajaran dari kami? Apakah engkau tidak berfikir tentang kami yang mati lebih dahulu? Apakah engkau tidak melihat terputusnya amal kami, sementara kamu masih mempunyai kesempatan? Mengapa kamu tidak meraih apa yang hilang?’ Tanah kubur juga berseru, ‘Wahai orang yang tertipu di muka bumi! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran dari keluargamu yang telah ditelan bumi yaitu orang-orang yang tertipu oleh dunia, lalu ajal membawanya ke kubur?'”
Demikianlah peringatan yang senantiasa diteriakkan kubur kepada orang-orang yang masih hidup di dunia, untuk segera memperbaiki kesalahan dan memperbanyak amal saleh. Sayangnya tidak semua orang mendengar peringatan ini.