METODE METODE PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: JANGAN MEMANJAKAN, JANGAN GAPTEK DI DEPAN ANAK, JANGAN MUDAH MENGOMELI ANAK, AJARI KEJUJURAN SEJAK DINI, JANGAN MEMPERTONTONKAN KEKASARAN

BAHAYA MEMANJAKAN ANAK
Anak jaman sekarang terlalu di manja. Bahwa sampai usia anak 10 tahun ternyata si anak cenderung belum terlalu banyak pekerjaan yang bisa di kerjakannya.Pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu, menggosok, menjemur pakaian, apalagi untuk si anak bisa memasak sendiri. Semua pekerjaan itu ternyata masih harus di kerjakan oleh kedua orang tuanya, sementara anak cuma belajar dan bermain saja pekerjaannya. Yang paling parah lagi bila orang tua sampai harus mengambilkan makan anak dan menyuapinya, harus mengambilkan baju sekolahnya ketika  akan di pakai, dan membatu merapikan buku buku anak sehabis mereka belajar. Maka lihatlah akibatnya kemudian, ketika si anak di haruskan untuk jauh dari kedua orang tuanya karena pendidikan misalnya, kerepotan kerepotanlah yang harus terjadi. Dari minta kiriman uang yang sangat besar karena setiap makan dia harus membeli, harus melaundrikan pakaiannya, dan ketidakmandirian sehingga setiap saat harus merepotkan orang tuanya karena permintaannya yang selalu ada setiap harinya. Dan jika si anak kemudian ternyata tidak pula cepat belajar sampai 5 tahun kemudian si orang tua masih saja terus harus melayani rengekan si anak kuliahannya.

Orang tua sekarang ternyata sebagian besar terlalu memanjakan anak, sehingga anak menjadi tidak mandiri. Pendidikan dini usia di masa 10 tahun akan sangat menentukan bagaimana karakter anak di kemudian hari. Karenanya seharusnya anak di usia sangat muda ini sudah di biasakan untuk belajar bekerja membantu kedua orang tuanya. Dimulai dari misalnya membuat jadwal anak siapa membersihkan kamar tidur, siapa mencuci piring, siapa menyapu, siapa menggosok, siapa membantu memasak, siapa memasak nasi, dan buatlah jadwal bergilir. Dan bisa juga kewajiban anak untuk langsung misalnya mencuci piring masing masing setelah makan atau mencuci dan menggosok pakaian masing masing masing. Semua bertujuan melatih kemandirian anak, agar hal hal yang pada mulanya sangat berat ini kemudian akan menjadi kebiasaan anak, sehingga ketika harus selalu melakukannya karena kondisi jauh dari orang tua dia telah bisa melakukan pekerjaan rumah secara mandiri.
Sesuatu yang jauh lebih penting lagi yaitu ketika anak harus memasuki fase kehidupan berumah tangga dia siap menjalaninya, dia siap memasak untuk suaminya, dia siap untuk menggosok pakaian mereka, dan seabrek pekerjaan rumah tangga lainnya, dan untuk anak laki laki dia akan terbiasa melakukan pekerjaan rumahan yang kemudian pasti sangat berguna ketika satu ketika pekerjaan istri telah sangat menumpuk atau memang harus berbagi tugas ketika si istri juga bekerja.Alangkah malunya kita sebagai orang tua bila kemudian anak gadis kita yang telah di peristri seorang pemuda kemudian selalu menelepon orang tuanya dan bertanya bu bagaimana cara bikin nasi goreng, atau bu bagaimana cara bikin sayur bening, atau bu bagaimana cara memasak mie pakai sawi.Dan hal ini sangat banyak terjadi saat ini karena kita orang tuanya telah lalai memberinya bekal untuknya mengarungi kehidupan berumah tangga, yaitu kemandirian sejak dini usia. Kita menganggap bekal pendidikan yang tinggi sudah cukup bagi si anak.
Anak harus di biasakan mandiri sejak dini dan pembiasaan yang terus menerus akan menjadi karakter anak, tidak lagi karena keterpaksaan sehingga anak akan dengan sadar mengerjakan pekerjaan rumah yang di lihatnya belum di kerjakan kedua orang tuanya.

EFEKTIFITAS MENGOMEL BAGI PENDIDIKAN ANAK
Mengomel, memarahi anak biasanya banyak di lakukan oleh ibu ibu dalam pendidikan anaknya. Sebabnya banyak sampai seorang ibu harus memarahi anaknya, entah karena kesalahan anak, entah karena si anak lambat bangun pagi, entah karena anak lambat menyelesaikan pekerjaan rumah yang di perintahkannya dan sangat banyak lagi sebab lainnya. Pertanyaannya kemudian apakah benar mengomel membawa pengaruh bagi keberlangsungan pendidikan anak.
Di masa dini usia di masa balita, di masa sampai sebelum 10 tahun apa pun yang di terima anak akan sangat lekat kuat di ingatannya. Anak mempunyai kepribadian yang sangat ringkih, mudah terluka, mudah tergores hati dan perasaannya. Maka seharusnya dengan penuh kelembutan itulah kita harus memperlakukannya. Coba lah bayangkan bahwa di satu ketika anak melakukan kesalahan dan di saat itu si ayah tengah dalam suasana emosi karena satu permasalahan dan kemudian karena kesalahan yang tidak seberapa ayah kemudian mencubit si anak sekeras mungkin sampai seminggu kemudian baru hilang bekasnya. Bayangkanlah dalam kondisi demikian betapa dalam goresan luka di hati anak karena perlakuan itu dan sampai bertahun kemudian si anak ternyata tetap mengingatnya. Hal ini bisa menyebabkan rusaknya kepribadian anak anak kita, bahwa satu bentakan kita orang tuanya akan menyebabkan rusaknya ribuan sel sel di otaknya, dan semakin sering kekerasan di terima si anak akan semakin banyak lah bahkan sampai jutaan sel otak anak kita rusak karenanya.
Ada pun omelan pada dasarnya tidak berbeda dengan kekerasan yang kita lakukan berupa bentakan atau kemarahan, hanya dia adalah satu bentuk kemarahan yang lembut, namun jika hal ini kita lakukan terus menerus dampaknya akan sama kepada anak, dan buruknya paling tidak dampaknya bila omelan di lakukan hari hari anak menjadi kebal karenanya, umpama seorang peternak lebah yang tidak lagi merasakan sakitnya sengatan lebah karena setiap hari lebah menggigit kulitnya. Anak akan mengangap omelan sebagai angin lalu saja, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
Mengomel adalah satu bentuk pendidikan kepada anak yang sering di lakukan ibu ibu di Indonesia, dan itu tidak salah dan terbukti akan membawa manfaat pada saat di lakukan dengan cara dan intensitas yang tepat. Jadi kita sebagai orang tua harus bisa mengukur sendiri kapan harus mengomel dan kapan harus membiarkan anak dengan apapun aktifitasnya. Langkah demikian lebih bijaksana dan baik bagi perkembangan kepribadian buah hati kita yang masih dini usia.

PENDIDIKAN KARAKTER DI MULAI DARI BELAJAR JUJUR
Dewasa ini di Indonesia sedang di galakkan pendidikan karakter, yakni satu bentuk pendidikan di mana anak didik mempunyai kepribadian individu dan social yang baik. Namun sesungguhnya pendidikan karakter ini seharusnya sudah di mulai di rumah tangga sejak anak masih balita. Pada masa dini usia sampai usia 10 tahun di mana anak akan membentuk 75 % kepribadian dan karakternya, sangat di butuhkan stimulus positif, dan dalam hal ini jelas pendidikan di dalam keluargalah yang sangat berperan.
Satu contoh pendidikan karakter ini bisa di contoh. Di Satu sekolah di terapkan kesadaran anak untuk maju setiap awal minggunya untuk mengakui perbuatan perbuatan kurang baik atau hal hal baik namun di lakukan berlebihan sehingga menjadi tidak baik. Di setiap senin di sekolah tersebut anak di minta maju kedepan untuk mereka misalnya yang dalam satu minggu ada yang tidak sholat, atau untuk mereka yang dalam satu minggu lalu berlebihan menonton TV, atau berlebihan bermain gadget, atau berlebihan bermain game, atau dalam satu minggu sebelumnya tidak ada sama sekali membantu orang tuanya, di atur hal hal apa saja yang ingin di tanamkan kepada anak. Lalu lakukan kegiatan setiap senin pagi secara konsisten. Pada anak dini usia, di jenjang SD  pendidikan karakter model begini masih bisa di laksanakan. Hal ini karena anak biasanya mempunyai perasaan malu bila harus terus menerus maju kedepan kelas, sementara untuk berbohong dia tidak berani. Maka hasilnya akan terbentuk dua karakter pada diri anak, anak terbiasa jujur, mengakui apa pun perbuatannya, dan anak melakukan apa apa yang diinginkan sekolah untuk di lakukannya seperti melatih keperdulian anak untuk membantu pekerjaan rumah orang tuanya, atau membiasakan anak tidak candu kepada TV, gadget, game dan perilaku perilaku buruk lainnya. Dan pendidikan ini juga bisa di laksanakan orang tua di rumah, terlebih untuk orang tua super sibuk yang cuma punya sedikit waktu dengan anak anaknya.
Membentuk karakter anak harus di lakukan sejak dini karena ibarat tanah dia adalah tanah liat, yang masih mudah di bentuk. Namun jika anak telah beranjak dewasa karakternya biasanya telah terbentuk, dan bila anak kita paksakan apa kemauan kita kita laksana berupaya meluruskan tulang yang bengkok, bukannya tulang jadi lurus tapi yang terjadi justru patah, pertengkaran demi pertengkaran dengan anak kita. Maka jangan sampai kita membiarkan masa dini usia anak anak kita sia sia tanpa pendidikan yang tepat.

ORANG TUA TIDAK BOLEH GAPTEK
Orang tua harus melek teknologi informasi. Menjadi orang tua di jaman sekarang sangat berat. Hal ini karena beratnya era sekarang di banding jaman dahulu. Penyebabnya adalah era globalisasi di mana dunia sudah demikian terbuka karena kecanggihan teknologi. Kemudahan mendapatkan informasi yang sekarang ini sumbernya sangat banyak semacam dari TV, surat kabar, media online semacam facebook, twitter, WA, dll. Maka orang tua akan menjadi sangat tertinggal di bandingkan dengan anak ketika orang tua tidak mengupgrade dirinya menjadi lebih tahu, lebih pintar, dan lebih memahami tentang perkembangan informasi.
Pada saat akses anak kepada teknologi informasi tidak mungkin lagi kita batasi, kitalah sebagai orang tua yang harus berubah. Belajar menjadi lebih bisa dan lebih tahu akan sangat bermanfaat untuk bisa memantau segala aktivitas anak, terutama agar anak tidak lepas control dalam pergaulannya. Google sudah menyediakan semuanya bagi kita untuk semua jenis infomasi yang ingin pelajari, dari mulai cara kita membuat email, membuat akun facebook, membuat akun WA, menginstal aplikasi yang di perlukan dan belajar segala hal lain untuk mengimbangi pembicaraan dan pengetahuan anak kita dalam masa masa tertentu.
Menghindarkan anak dari gadget hanya cocok kita bila anak kita masih berusia di kisaran SD, dengan alasan anak belum mampu menyaring informasi yang di dengar dan di lihatnya. Sementara untuk anak SMP dan selanjutnya yang harus kita lakukan adalah senantiasa aktif mengawasi aktivitas anak dalam pemanfaatan teknologi, dengan mengikuti status statusnya melalui facebook, twitter atau WA. Pada saat kita menemukan masalah di sana berilah pencerahan untuk mengembalikan keceriaannya.
Era globalisasi tidak akan bisa di bendung oleh orang tua mana pun. Perkembangan anak dalam bergadget perlu kita imbangi dengan kepahaman kita dalam pemakaiannya. Jika orang tua tidak mau belajar menjadi lebih bisa dan lebih tahu, yakinlah bahwa kita akan menjadi orang tua yang tergilas oleh perkembangan jaman dan akan menjadi tertawaan anak kita ketika memperbincangkan isu isu terbaru dari dunia karena keberadaan media online yang mengupdate beritanya bahkan di setiap detik atau menit.

MENGEMBANGKAN KAPASITAS OTAK ANAK DENGAN TAHFIDZ QURAN
Masa emas anak terutama berada di 5 tahun awal usianya. Dalam masa ini anak perlu di upgrade kemampuanya. Ibarat computer yang terdiri atas lilitan ratusan dan bahkan ribuan kabel yang saling merangkai untuk kemudian menjadikan computer kita makin canggih sistemnya. Semakin rumit kabel kabel dalam satu computer akan sangat menentukan seberapa besar kemampuan computer kita untuk menyimpan data dan kecepatan loadingnya. Semakin banyak aplikasi yang di instalkan kedalam computer kita akan semakin pintarlah dia, semakin banyak pekerjaan kita yang akan di mudahkannya. Demikianlah perumpamaan untuk otak anak. Semakin anak diberikan stimulus positif, dengan selalu belajar dan berpikir akan semakin merekahlah kemampuan berpikirnya. Dengan masukan yang optimal(bukan maksimal) otak anak akan mengalami perkembangan sangat pesat di mana hal itu akan menjadikan pada masa masa selanjutnya anak siap untuk mendapatkan pelajaran yang jauh lebih banyak lagi.
Salah satu metode untuk meningkatkan kapasitas otak anak adalah dengan menghafal Quran selalu. Rutinitas menghapal Quran setiap harinya akan menjadikan otak anak selalu berpikir, mengingat. Dan bila hal ini di kerjakan secara rutin hampir di pastikan anak akan bisa jauh lebih mudah dalam mempelajari hal hal lain di sekolahnya atau di kehidupannya. Mempelajari ayat ayat di kitab suci adalah hal yang sangat berat sehingga manakala si anak bisa pastilah dia akan bisa menyelesaikan hal lain dengan jauh lebih mudah.
Menghapal Quran untuk anak tidak perlu banyak. Mula mula suruhlah anak untuk menghapal Juz amma, surat surat pendek dari halaman paling belakang. Cukuplah setiap hari satu atau dua ayat  untuk di hapalkan anak, sampai satu surah berhasil di selesaikannya. Begitu seterusnya, semakin jauh kedalam sampai selesai juz 30. Anak mempunyai kemampuan daya ingat yang sangat kuat,jauh lebih kuat dari kita yang sudah karatan, ibarat pisau tumpul, terlebih bila tidak pernah di asah dengan selalu berpikir. Selesai juz 30 sebaiknya lanjut ke juz 29 dan bukan lanjut ke juz 1 karena juz 1 relatif panjang panjang sehingga anak akan kaget bila langsung di minta menghapalnya. Sementara di juz 29 masih terdapat banyak ayat pendek pendek sehingga si anak bisa menyesuaikan dengan kemampuannya dari pendek ke panjang lalu ke pendek lagi begitu seterunya.
Menghapal Quran hanyalah salah satu metode mengembangkan kapasitas otak anak. Banyak hal lain  yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak misalnya selalu mengarahkan anak untuk berpikir dengan selalu mengajaknya berdialog dan memberikan pertanyaan kritis kepadanya, sesuai umurnya tentunya, bisa juga dengan sering melakukan perjalanan seperti rekreasi agar ada pencerahan di otak anak, bertemu hal hal baru dan orang orang baru meski misalnya hanya sebulan sekali atau tiga bulan sekali atau bahkan setahun 2 kali.
Masa balita adalah masa emas, masa di mana anak mengalami perkembangan terpesat dalam hidupnya, sementara pada masa sesudahnya terlebih sudah di atas 10 tahun. Maka menginput semaksimal mungkin data akan menjadikan otak anak mampu menampung milyaran data pada masa masa selanjutnya. Masa jaman Nabi kita SAW di mana banyak anak di masa tersebut yang mampu menghapalkan 30 Juz Quran sebelum masa 10 tahun menjadi bukti tak terbantahkan bahwa tidak benar bahwa masa anak hanyalah semata di khususkan untuk bermain. Justru di masa sebelum 10 tahun itu kita harus bekerja sangat giat untuk mendidiknya dengan sebaik mungkin.

ORANG TUA RUSAK MELAHIRKAN ANAK RUSAK
Susah menjadi orang tua sukses. Kesuksesan tidak bisa di ukur dari banyaknya harta yang di miliki anak namun dari sebab ketaatan anak dan melihat anak berhasil mencapai tujuan hidupnya yang baik. Alangkah bersedihnya orang tua bila mendapati anak ternyata menjadi pribadi yang penuh amarah dan ketidaktaatan kepada setiap katanya.
Dalam era globalisasi ini perilaku anak sangat di pengaruhi lingkungan pergaulannya. Bahkan sekarang di dalam kamarnya yang cuma 3 x 3 pun si anak bisa mendapatkan pengaruh sangat besar dari sebab pemakaian teknologi yakni dari gadget , Laptop, HP. Benda benda  yang kecil dan menurut kita tidak berarti ternyata bahkan akan bisa mengubah kepribadian buah hati kita 180 %.
Anak sukses bila orang tua sukses. Orang tua dengan kepribadian baik akan pula melahirkan anak dengan kepribadian baik, demikian pula orang tua dengan kepribadian buruk akan pula melahirkan anak dengan kepribadian buru. Karenanya perbaikilah akhlak dan kepribadian kita selaku orang tua, maka mudah mudahan anak anak kita pun akan mempunyai akhlak dan kepribadian mulia. Dan tidak ada kata terlambat untuk memulainya.

SETIAP ANAK PUNYA SIFAT DAN SIKAP BERBEDA
Anak sekali pun terlahir dari rahim yang sama dan orang tua yang sama pada kenyataannya bisa mempunyai sifat sifat yang sangat jauh berbeda. Si kakak yang pemarah, penakut, pemalu. Ternyata  mempunyai adik yang penyabar, pemberani dan penuh percaya diri. Kenapa hal ini bisa terjadi, banyak sebab dari semuanya salah satunya adalah bahwa dalam awal masa pengasuhan ternyata si kakak cenderung mendapat apa pun yang dia inginkan. Selain itu si kakak lebih ekstra mendapat perhatian dari si orang tua muda yang juga baru belajar dalam pendidikan anak. Akibatnya si kakak menjadi super ketergantungan kepada orang tua. Hal ini berbeda dengan si adik yang biasanya terbiasa mandiri, mengerjakan apa pun sendiri karena si orang tua cenderung sudah memahami apa dan bagaimana seharusnya memperlakukan anak.  Selain sikap memanjakan perilaku buruk anak juga bisa muncul karena perilaku buruk orang tua semisal orang tua ternyata adalah orang yang sangat pemarah, sensitive, tidak tegas dan dan banyak lagi kelemahan lain. Hal inilah yang kemudian di tiru oleh si anak.
Bila keadaan terlalu memanjakan anak, biasanya anak pertama,terus di lakukan sampai usia 10 tahun saja misalnya maka sangat berat jalan untuk bisa mengubah kepribadian anak yang pada usia sekian biasanya sudah mulai terbentuk. Dibutuhkan usaha keras untuk meluruskan kekurangan, kelemahan, kepribadian kurang baik yang sudah mulai terlanjur tercipta. Namun semakin kita orang tua membiarkannya keadaan akan makin parah dan pada akhirnya kita harus pasrah mendapati perilaku anak kita ternyata tak seindah hayalan kita tentangnya.

MENDIDIK ANAK SEPANJANG HAYAT
Pendidikan anak harus terus di lakukan, oleh kita orang tuanya. Dalam keluarga yang selalu mendidik anak akan muncul anak yang santun dan berakhlak baik. Mendidik anak berbeda dengan sekedar memberi makan. Pada mendidik orang tua harus berinteraksi aktif membimbing anak dengan segala hal yang semuanya bermuara menjadikan anak memahami segala sesuatu dengan sebaik baiknya dan sebenar benarnya. Sementara seekor induk ayam tak akan perduli bagaimana kepribadian anaknya, yang penting anaknya dapat makan dan kenyang, selesai.
Dewasa ini sesungguhnya kita melihat fenomena demikian, bahwa orang tua sebatas mengenyangkan perut anak,memberinya makan dan semua yang dia inginkan, sementara pendidikan akhlak menjadi hal yang sifatnya tidak prioritas. Maka saat ini tidak ada lagi di jumpai orang tua yang mendongeng untuk anaknya menjelang tidur. Semua pendidikan sudah di anggap di lakukan oleh sekolah atau guru ngajinya di TPA TPA atau bahkan pesantren.
Bila orang tua terus berlaku demikian maka tunggulah satu hari di mana kita orang tua akan mendapat entah perengutan di wajah, mendapat kata kata kasar dan bahkan sampai perlakuan kasar dari anak kita, dan alangkah merananya bila hal buruk ini sudah menjadi akhlak anak anak kita.

SALAH SATU METODE MENDIDIK ANAK
Pasang tulisan tulisan besar berisi ajakan ajakan menuju kebaikan. Mengajari anak memang berat, dengan karakteristiknya masing masing kita di tuntut untuk mampu mengarahkan agar anak kita bisa belajar setiap harinya dan tentunya menjadi lebih baik pula hari demi hari.
Salah satu hal sepele namun cukup penting untuk kita lakukan adalah mengajari anak dengan memasang tulisan tulisan mengingatkan dan menggugah kesadaran anak.
SENYUM ITU IBADAH
Firman Allah, QS : Ar Raad : 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram

MARAH TIDAK BAIK
UNTUK KESEHATAN

“Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian penyakit dan obat; penyakit itu adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar.”

Dari Shafwan bin Sulaim, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlaq yang baik.
(HR. Ibnu Abu Dunya).      
                       
BICARA YANG BAIK ATAU DIAM

JANGAN BERI ANAK MAKANAN HARAM
Makanan haram akan menjadikan anak kesulitan dalam mengendalikan perbuatannya. Darah rusak yang mengalir di dalam tubuhnya menjadikan anak sejak kecil akan berperilaku tidak sebagaimana seharusnya. Contoh kecil, buah hati kita menjadi nakal dan susah bila kita beritahu, tidak mudah menurut apa perintah kita, gampang mengeluarkan wajah cemberut kepada kita, gampang berkata kata kasar dan sangat banyak sekali perilaku yang tidak pernah kita ajarkan kepadanya. Perilaku kasar memang bisa di akibatkan lingkungan pergaulannya, entah teman sekitar rumah, entah teman di sekolah dan mungkin juga sebagai dampak dari tontonan kekerasan yang biasa dia saksikan di TV.
Memberi makanan yang baik adalah perintah agama kita, karena sudah penulis buktikan bahwa bila orang tua kita secara sadar atau tidak sadar memberi makan kita dengan barang yang tidak halal, seberapa pun banyaknya, bahkan walau hanya setetes air, tetap akan sangat berat sekali mengendalikan diri kita agar dapat senantiasa berjalan di jalan kebenaran. Terlebih bila keharaman yang kita makan itu jumlahnya sangat besar.
Rezeki tidak di lihat dari banyaknya tapi dari keberkahannya, dan semua manusia hanya makan sepiring nasi untuk kenyang, karenanya tidaklah perlu kita jungkir balik namun hasilnya kita harus member makan anak kita dengan sesuatu yang kurang kebarokahannya. Sesulit apa pun jaman sekarang kita pasti bisa menjaga diri dan keluarga kita.

JANGAN PERTONTONKAN KEKASARAN KEPADA ANAK
Kekasaran, kemarahan, bentakan, teriakan, cubitan, pukulan, sindiran, celaan, caci makian akan menjadikan kepribadian anak rapuh. Sekali teriakan, bentakan dan pukulan kita akan menjadikan mental anak menjadi terganggu, rapuh, sensitive dan bahkan minder.
Didiklah anak dengan penuh kasih sayang. Jadikanlah buah hati kita laksana sebutir berlian kita yang bila berlian itu sampai jatuh atau kita lempar maka kita akan memecahkannya menjadi berkeping keping. Dan anak kita pastilah jauh lebih berharga dari berlian sebesar apa pun di dunia ini.
Ibarat jaringan computer, semakin besar masukan yang kita berikan,semakin banyak kabel yang kita rangkaikan maka akan semakin cepatlah loading computer kita, begitu pun halnya dengan otak anak kita,dalam masa pertumbuhannya semakin banyak masukan positif yang kita berikan dalam masa emasnya maka akan semakin besar kapasitas otak anak kita, semakin pintar anak kita untuk masa masa selanjutnya. Dan sebaliknya bila dalam masa emasnya kita membiasakan kekerasan entah mata, entah kata, entah sikap maka sudah pasti buah kekasaran dari anak kita itulah yang akan kita dapatkan dalam masa masa usia kita selanjutnya.
Maka berlembut hati, kata terlebih sikap kepada anak adalah keharusan bagi setiap orang tua.

MENCARI KESALAHAN ORANG TERASA NIKMAT, SEMENTARA KESALAHAN SENDIRI MENGGUNUNG