SAMPAIKAN WALAU CUMA SATU AYAT

Dalam kehidupan manusia mempunyai kewajiban menyampaikan kebaikan kepada siapa pun. Namun harus di akui bahwa manusia mempunyai keterbatasan untuk menyampaikan ilmu, karena ketidakpunyaannya akan ilmu ataukah karena kesungkanannya ataukah karena ketidak beraniannya untuk menyampaikan ilmu yang di ketahuinya.

Dapat juga manusia merasa enggan menyampaikan ilmu karena ketidakmampuan kita melaksanakan sesuatu yang kita sampaikan tersebut. Maka jika kondisi kondisi ini terus terjadi akan berakibat pada terhambatnya penyampaian ilmu oleh kita. Ilmu yang tadinya kita kuasai lama kelamaan akan menjadi hilang karena memang demikianlah sifat ilmu, manakala dia diamalkan maka dia akan semakin berkembang di dalam jiwa manusia sebagai akibat adanya dialog atau diskusi di saat penyampaian suatu ilmu tadi.

Kita mempunyai kewajiban untuk selalu menyampaikan apa pun kebaikan kepada siapa pun. Walau pun ilmu yang kita punyai hanya sejengkal atau seujung kuku seharusnya hal tersebut tidak menjadikan kita terhambat untuk menyampaikan ilmu kepada siapa pun. Demikian juga keterbatasan sikap maupun kata-kata kita hendaknya tidak menghambat langkah kita dalam menyampaikan kebaikan karena satu nasehat yang belum sepenuhnya mampu kita laksanakan adalah juga suatu pengingat diri kita pribadi untuk terus memperbaiki diri, memperbaiki sikap, memperbaiki cara berkata-kata kita, memperbaiki akhlak kita agar kedepan semuanya bisa menjadi lebih indah dan lebih menebarkan kasih sayang bagi semua.

Kehidupan manusia cuma sementara. Ibarat seorang pengelana yang rehat sejenak di bawah sebuah pohon rindang barang 5 atau 10 menit jika di bandingkan dengan kehidupan akhirat. Karenya berbuat kebaikan dan menyampaikan kebaikan adalah suatu keharusan demi terus menerus menambah saldo kebaikan kita, saldo simpanan kita, saldo amalan kita sehingga dia dapat kita tarik dan kita pergunakan nanti pada saatnya, pada saat matahari tepat berada di kepala kita(yakni di saat perhitungan di padang mahsyar) dan pada saat meniti titian shirat , yang akan menentukan dimana akhir kita, surgakah atau neraka kah. Dan dengan terus menerus menyampaikan kebaikan maka yakinlah bahwa suatu ketika kebaikan itu sendiri akan menjadi nilai diri, dan pada saatnya akan mampu selalu membimbing diri kita untuk menetapi kebaikan itu selalu dalam kehidupan kita.