BAGAIMANA BENTUK IBLIS

P:  “Pernahkah engkau melihat Iblis?” Tanya saya
J:  “Pernah, sekali ketika saya masih kecil, dan beberapa kali ketika saya sudah remaja dan sebelum saya memeluk agama Islam.”
P:  “Untuk apa engkau menghadap Iblis, padahal saat itu engkau masihnkecil?”
J:  “Aku tidak pergi menemuinya atas kemauanku sendiri. Tetapi ayahkulah yang
 mengajakku menemuinya, agar dia (Iblis) memberikan berkahnya kepadaku.”

P: “Semoga Allah mengutuknya, dan segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi engaku dengan masuk Islam.”
J:  “Alhamdulillah, alhamdulillah, aku telah masuk Islam…
P:  “ Katakan padaku bagaimana bentuknya”
J:  “Bentuknya ya, seperti jin yang telah aku katakan kepadamu. Akan tetapi Allah memberikan kutukan kepadanya dan kepada keturunanya dengan rupa yang buruk, sekalipun dia bias menjelma dalam bentuk apa saja. Dia memiliki ekor sangat pendek, sekitar 4-6 cm atau lebih sedikit.

P:  “Apakah ekornya tersebut secara umum dimiliki oleh semua jin, atau hanya pada Iblis dan anak cucunya saja?”
J:  “Alhamdulillah, hanya iblis dan anak cucu setannya saja yang memiliki ekor seperti itu. Sepertinya mereka itu makhluk istimewa. Sedangkan jin, sama sekali tidak punya ekor seperti yang kalian bayangkan. Ekor setan tidaklah sepanjang ekor kucing atau binatang lainnya, sebagaimana yang selama ini digambarkan oleh manusia.”

P:  “Seberapa tingginya? Apakah dia betul-betul tinggi-besar, sebagaimana yang dibayangkan sementara orang selama ini, ataukah biasa-biasa saja?”
J:  “Dibandingkan dengan manusia, tingginya sekitar satu lengan, Ya, sekitar 140 hingga 160 cm. Akan tetapi dia bisa menjelmakan dirinya dalam bentuk yang lebih tinggi dan besar, sampai sepuluh meter…”

P:  “Apakah dia mempunyai rumah atau istana?”
J:  “Istana yang sangat besar sekali, dengan jutaan pelayan, jutaan pengawal, dan jutaan setan, disamping istana-istana lain di banyak tempat. Demikian pula halnya dengan para penguasa yang ditempatkan diberbagai pusat pemerintahannya yang sangat luas itu.”

Dikutip dari Buku Dialog dengan Jin Muslim karya Muhammad Isa Dawud