PERTEMUAN DAJJAL DENGAN NABI ISA

Pertemuan Kedua dengan Seorang Agung (Nabi) dalam Kehidupan Dajjal yang Membentang Luas.

Setelah diusir oleh Nabi Musa, Samiri mulai mengembara sendirian melalui jalan-jalan di Sina menjauhi Nabi Musa dan kaumnya. Lalu, suatu ketika, ia duduk-duduk di puncak suatu gunung tinggi memandangi orang-orang yg berpergian dengan menaiki perahu dilautan. Ia berharap dapat pergi menumpang perahu pergi ke negeri mana saja yg dapat dikunjunginya.

Untuk pertama kalinya ia pergi ke suatu negeri yg dikenal dengan nama Bilad al-Ghal (negeri makmur). Lalu ia tinggal disitu sebentar. Kemudian ia pergi menuju kabilah-kabilah al-Bulghar. Setelah itu, ia tinggal cukup lama bersama penduduk al-Awral. Ia juga pernah mencoba hidup dilingkungan kabilah al-Ghuzz. Dari situ ia melanjutkan pengembaraannya ke Chorcha. Ketika merasakan kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya, ia kembali melalui laut untuk menuju pulau hijau di laut Yaman.
Yg aneh dari Samiri adalah bahwa ia betul-betul telah mencapai usia sangat lanjut, tetapi tidak tampak adanya keriput pada wajahnya. Ia bergerak dan biasa melompat bagaikan seorang laki-laki yg baru berusia tiga puluh tahun. Padahal, ia lahir seratus tahun sebelum kelahiran Nabi Musa.

Ia telah mendapatkan banyak pengalaman dari perjalanannya ke berbagai bangsa di berbagai negeri yg dikunjunginya. Saking banyaknya negeri dan bangsa yg dikunjunginya, tak seorangpun bisa membayangkan bagaimana caranya melakukan itu semua. Bahkan, ia juga menguasai berbagai bahasa dari Hierogliph hingga bahasa-bahasa yg digunakan bangsa-bangsa yg berada antara dua sungai (Eufrat dan Tigris).

Ia hidup disebuah pulau sebagai seorang raja. Pada mulanya, ia mencoba mencari binatang raksasa. Tetapi ia tidak mendapatkannya. Seakan-akan ia telah bersembunyi atau telah menjadi abu. Ia menyangka bahwa temannya itu telah mati. Ia menduga demikian karena betapa panjang umurnya. Lalu ia mencoba pergi melihat-lihat tujuh batu besar tempat berbagai tulisan yg mengajarinya mengenal Allah SWT. Tiba-tiba ia mendapatkan binatang raksasa aneh itu, tetapi keadaanya sudah berubah. Kemampuannya berbicara telah hilang. Binatang itu hanya dapat mengucapkan: "La ilaha illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Hanya milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu". Pada mulanya Samiri kebingungan. Tetapi hatinya kembali pada apa yg telah diusahakan dan dilakukannya. Ia tidak mengubah niatnya, bahkan tidak menyesali kesalahannya. Ia tetap saja mengikuti kehendak nafsunya, seperti kata penyair, "Ia rasakan cinta hingga jatuh cinta tatkala sendiri, ia tak kuasa. Tampak laut dikira ombak ketika mendekat, ia tenggelam."

Namun, ia tidak dapat hidup sendiri di pulau itu tanpa binatang tersebut. Maka ia kembali ke Samirah tanah moyangnya. Ia mendapatkan dunia tidak seperti pernah dilihatnya. Disitu ia menemukan sekelompok manusia yg disebut as-Samiriyyah, campuran orang-orang Yahudi dan orang-orang Assyria. Kelompok manusia tersebut terbentuk setelah kembalinya sebagian kelompok Yahudi menyusul kejatuhan negeri Babilonia yg besar itu. Lalu mereka membangun kuil khusus untuk mereka. Di dalam kuil itu mereka biasa membaca syiar-syiar kuil Bait Al-Muqaddas. Ia menemukan bahwa nama Samirah telah menjadi Jirzim sebagai bukti, yaitu gunung terkenal di Samirah.

Dajjal mengetahui bahwa orang-orang Samirah mengaku sebagai keturunan para penganut agama Musa yg benar dan bahwa Musa menjadikan Bait Iyl, yakni Rumah Allah, sebagai kiblatnya setelah tersebar kabar bahwa Nabi Ya'qub, nenek moyang tertinggi bangsa Ibrani telah membangun tempat ibadahnya yg disucikan Allah di tempat itu.

Tetapi yg paling mengherankannya adalah bahwa ia mendengar tentang seseorang keturunan dari Nabi Dawud, dari pihak ibu, mengaku sebagai nabi. Ia adalah al-Masih, sang penyelamat kaum Yahudi dari pertikaian, kezaliman, dan kepunahan. Ia datang bukan untuk menghapus, melainkan untuk menyempurnakan Namus (ajaran agama).

Dajjal ingin mengetahui apakah orang itu betul-betul nabi atau bukan. Ia memutuskan untuk mengujinya agar menjadi pertemuan besar kedua dalam hidupnya, yg pernah dijanjikan kepadanya. Ia pergi ke tempat tinggalnya dan mengutus seseorang, sementara ia tetap tinggal diluar. Orang itu berkata, "Jika engkau benar-benar seorang nabi, katakan padaku siapa berada diluar!"
Nabi Isa al-Masih berhenti sejenak, lalu berkata, "Wahai saudaraku, beritahukan kepada orang yg mengutusmu bahwa Allah yg Mahaperkasa lagi Mahaagung menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa segenap hamba-Nya. Jika hamba itu mau bertaubat, mengesakan Tuhan, maka ia benar-benar kembali. Dia-lah yg melindungi anak kecil yg sedang tidur dari kekejaman penguasa. Dia-lah yg memeliharanya di pulau tempat tinggal binatang raksasa itu disaat ia masih kecil. Dia-lah yg mengajarkan kepadanya keesaan Tuhan dan salat melalui tulisan kepercayaannya, Jibril. Dia Mahakuasa untuk memaafkan fitnah yg telah dilakukannya kepada Bani Israil jika ia beriman kepada Masih ar-Rabb dan apa yg diturunkan padanya berupa Injil."

Utusan itu keluar menemui orang yg cacat kedua matanya, lalu menyampaikan kabar yg diterimanya. Tetapi ia tidak menanggapinya selain mengatakan, "Ia adalah tulang sihir. Setan-setan telah masuk kedalam dirinya. Jika ia seorang nabi, ia tidak akan mengetahui siapa aku dan apa yg telah terjadi, sebab para nabi itu tidak akan memberitahukan yg gaib. Hanya Allah yg mengetahui yg gaib, meskipun ada diantara setan yg mencuri kabar sebagaimana diajarkan dukun Mesir kepadaku."

Dajjal mencampurkan satu kegaiban dan kegaiban lain. Padahal, semua kegaiban baik yg telah, sedang, akan, atau tidak akan ada hanya diketahui oleh Allah SWT. Adalah mungkin bahwa Allah memberitahukan yg gaib kepada salah seorang nabi untuk menguatkan hujjah-nya. Sementara itu, kegaiban yg diketahui para setan adalah kabar yg dicuri dari langit. Mereka mendengar dari para Malaikat, lalu membicarakannya. Selanjutnya, mereka kembali kepada pemimpin mereka, mengabarkannya dan mencampurnya dengan seratus kebohongan. Ini semuanya adalah kegaiban yg bukan kegaiban. Sebagai contoh, seseorang bersembunyi dibalik dinding, lalu kami tanyakan sepada seseorang, "Siapakah yg berada dibalik dinding itu?" Ini adalah ketersembunyian, bukan kegaiban. Jin atau malaikat menampakkannya dengan wahyu yg benar, atau dengan penyingkapan dari Allah kepada nabi dan wali-Nya.
Namun Dajjal tidak mau berhadap-hadapan. Ia ingin membenarkan dirinya dengan hujjah yg lemah untuk tidak mengimani Nabi 'Isa al-Masih. Bahkan, ia tidak akan menemuinya sama sekali. Padahal, dalam sanubarinya, ia meyakini bahwa 'Isa bin Maryam adalah nabi kedua yg ia baca pada batu tulis. Namun, ia tidak ingin menjadi pengikutnya, walaupun Nabi itu mengangkatnya sebagai penguasa atau raja suatu negara atau negeri. Ia menginginkan sesuatu yg lain yg menurutnya cocok untuk dirinya, yakni mengapa ia tidak menjadi nabi? Bahkan, mengapa ia tidak menjadi Tuhan? Mengapa ia tidak menguasai seluruh negeri yg ia kelilingi, ia tinggali, ia kunjungi, bahkan yg belum ia kunjungi? Ia ingin segala sesuatu tunduk padanya, tetapi bagaimana caranya?
Binatang raksasa itu memberitahukannya bahwa kesempatan terakhir baginya adalah mendustakan nabi kedua. Jika ia mendustakannya dan datang nabi ketiga, maka ia akan menjadi tuhan yg memerintah tetapi tidak berkuasa. Sekarang, ia berketetapan untuk menjadi tuhan yg memerintah dan berkuasa. Sebab, tidak ada yg dapat memerintah tanpa kekuasaan. Bagaimana perkataan ini bisa terjadi? Pasti, binatang itu adalah setan yg telah mencuri berita dari langit, dan ia mengetahui bahwa aku akan menjadi orang mulia di dunia ini. Tetapi, ia berbohong dalam pemberitaannya kepadaku. Atau berita-berita itu disampaikan kepadaku setelah dicampuri berita-berita lain.
Begitulah pembohong membenarkan dirinya dalam dusta apapun. Pembunuh membenarkan dirinya dalam kedurhakaannya. Penipu membenarkan dirinya dalam tipuannya. Itulah penyakit jiwa lama yg merasuki akal dan hati pendurhaka di setiap zaman dan di setiap tempat.

Nabi 'Isa al-Masih menunggu kembalinya seseorang yg ada di luar. Tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi. Orang itu yg akan mencuri nama dan gelarannya di kemudian hari. Nabi 'Isa al-Masih memperingatkan kaum dan para pengikut (hawariyyum)-nya akan fitnah Dajjal yg mengaku sebagai al-Masih, padahal sesungguhnya bukan. Ia juga mengaku sebagai tuhan semesta alam, padahal sesungguhnya bukan. Nabi 'Isa memperingatkan mereka akan kejahatan dan sihirnya.

Dajjal menutskan untuk pergi mengembara ke negeri-negeri yg jauh. Ia akan pergi melancong ke negeri-negeri India, Buddha, Jepang dan Cina.
Ia mulai menjelajahi lautan, tanah-tanah tandus, padang pasir, dan daratan. Ia bergaul dengan berbagai kehidupan dan makhluk-makhluk hidup. Ia mempelajari berbagai pengalaman tanpa batas. Tetapi, ia belum melihat kerajaan. Anehnya, ia melakukan banyak kejahatan, menumpahkan darah, mencuri, merampas, merampok seperti pembajak laut ulung. Tetapi ia tidak memiliki lebih dari kendaraannya.

Dajjal telah tergila-gila dengan pemikiran untuk menguasai dunia. Ia berpikir untuk kembali ke pulaunya yg dulu di laut Yaman. Ia ingin mengasingkan diri dari segala urusan dunia. Ia berpikir dan merencanakan uuntuk menguasai seluruh negeri yg pernah dilaluinya. Ia menaiki perahunya beserta para pengikutnya menuju Yaman. Disitu ia turun menuju salah seorang pengikutnya. Lalu ia membawa sejumlah besar perhiasan emas didalam perahu besar yg dikemudikannya sendiri menuju pulau yg ditujunya.
Setelah ia berlabuh dan berjalan menuju gua, tiba-tiba binatang raksasa itu merintangi jalannya. Binatang itu bersama dua puluh orang yg berwajah seperti matahari yg bersinar dan bercahaya, tubuh mereka tinggi melebihi pohon-pohon yg tinggi. Pada tangan mereka yg besar terdapat rantai besi besar berlapis baja mengkilat seperti emas yg bukan dari dunia ini. Binatang itu juga memegang bel seperti yg digunakan untuk memanggil ikan hiu. Orang yg cacat kedua matanya ini menggigil. Dengan ketakutan, ia bertanya, "Apa ini? Siapa mereka? Bagaimana mereka dapat sampai kesini? Bukankah telah aku katakan bahwa engkau adalah setan betina yg mempunyai pelayan?"
Mendengar perkataannya, binatang itu merasa ketakutan, lalu berteriak, "Wahai orang paling bodoh, engkau telah menyia-nyiakan dua kesempatan, dan tidak tersisa bagimu kecuali janji terakhir." Sebelum binatang itu menyelesaikan perkataannya, atau sebelum orang itu bertanya lagi, tiba-tiba dua puluh orang itu menyerangnya. Ia pingsan karena takut.
Setelah Dajjal siuman, ia mendapati  dirinya telah berada di dalam gua, sementara binatang itu ada di depannya. Ketika ia ingin menggerakkan kedua kaki dan tangannya, ia merasakan berat sekali. Ia mendengar bunyi lonceng yg menakutkan. Sementara itu, cahaya pagi telah menyinari guanya melalui celah-celah diatas, disamping pintunya yg selalu terbuka. Ia mendapati dirinya terikat. Kedua tangan dan kakinya terbelenggu dengan rantai yg sangat panjang agar dapat bergerak, berdiri, duduk, berjalan, atau buang air dibelakang yg jauh dari gua itu yg disiapkan sebelumnya dan disiapkan pula sumur dirampinya. Binatang itu sangat memperhatikan kebersihan dan mengurus badannya.
Ia diliputi ketakutan yg tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mencoba melepaskan ikatan dirinya. Tetapi, bagaimana mungkin ia dapat melakukan itu, sementara belenggu yg mengikat kedua kaki dan tangannya sangat kuat. Hal seperti itu belum pernah ia lihat sebelumya. Bahkan, ia tidak pernah menengarnya di berbagai penjara dinasti para Fir'aun atau dari para penguasa lainnya pernah ia lihat. Semua badannya terbelenggu dan ujungnya diikatkan ke dinding gua yg terbuat dari batu. Kalaupun ia dapat melepaskan rantai itu dari batu, maka bagaimana ia dapat melepaskan rantai yg mengikat kedua tangan dan kakinya. Keadaanya jadi lebih sulit daripada menemukan burung gagak di atas samudra yg luas.
Dalam keadaan jiwanya, otot-ototnya yg laku, batinnya yg lemah dan membisu, binatang itu berkata padanya, "Wahai Dajjal masa depan, dewa kekufuran dan kejahatan, sekarang engkau berada di zaman penutup para nabi, kekasih Allah, Muhammad saw. Ia telah lahir beberapa hari yg lalu ketika engkau berada di tengah lautan seraya melalaikan ketentuan yg berjalan. Engkau berada di penghujung akhir zaman di bumi. Janji Allah telah datang masanya. Engkau tidak akan terlepas dari rantai yg membelenggumu kecuali setelah wafatnya kekasih Allah, Muhammad saw. yg berpulang ke hadirat yg Mahatinggi. Tanda telah dekatnya masa keluarmu dari gua adalah hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke tanah suci (Madinah al-Munawwarah) setelah orang-orang Arab memeranginya dan mengusir pengikutnya dari Makkah, dan kemenangannya atas mereka. Sedangkan tanda keluarmu sebagai orang sombong di dunia adalah, terputus pohon kurma Baisan, berkurangnya air danau Thabary, keringnya mata air Zughar, dan banyak terjadi gempa bumi dahsyat sebelum keluarnya musuhmu yg akan memarahimu."
Sambil berusaha melepaskan diri dari belenggu, Dajjal berkata kepada binatang itu, "Bagaimana aku dapat meyakini bahwa perkataanmu itu benar? Mengapa engkau tidak mencabut sihirmu dan menjauhi setan-setanmu? Sungguh aku ingin keluar untuk memerintah dunia. Dunia ini tidak ada rajanya kecuali aku. Sedangkan engkau berusaha menghalangi hakku? Aku adalah manusia paling tua karena waktu tidak berpengaruh kepadaku. Seluruh dunia di sekitarku telah berubah, tetapi aku tidak pernah berubah, tidak beruban, dan tidak menjadi renta. Jadi, aku adalah anak para dewa.
Binatang itu ingin menutup dialog dengannya, lalu ia berkata, "Engkau bersabar atau tidak, janji Allah pasti benar. Engkau di laknat, di usir, dan dilemparkan seperti Iblis terkutuk, yg telah di peringatkan kepadamu melalui tulisan-tulisan utusan kepadamu.
Kemudia binatang itu pergi darinya. Binatang itu senantiasa mendatanginya dengan buah-buahan untuknya tetapi berbicara kepadanya. Ia berusaha membuka pembicaraan, tetapi binatang itu tidak menjawabnya kecuali dengan pandangan-pandangan keprihatinan kepadanya. Sampai pada suatu hari, binatang itu melihat seorang laki-laki bersama teman-temannya berlabuh dengan perahu kecil di tepi pantai pulau itu. Binatang itu menghampirinya untuk mengatakan bahwa ada seseorang di gua yg sedang menanti kabar gembira darinya. Laki-laki itu mendekatinya dengan rasa takut. Maka binatang itu berkata, "Hilangkan rasa takutmu orang-orang yg bersamamu. Aku bukan setan. Aku di perintah oleh Allah ke pulau ini untuk melindungi seseorang mempunyai kaitan dengan masa depan dunia. Aku adalah suruhan utusan Allah untuk mengucapkan selamat kepadamu dan berbicara kepadamu mengenai orang itu."
Orang baru itu tidak lain adalah seorang sahabat Rasulullah saw., Tamim ad-Dari bersama kawan-kawannya.
Ungkapan yg disebutkan dalam manuskrip kuno mengenai riwayat ini ditemukan oleh salah seorang ulama al-Quds. Ungkapan itu ditujukan kepada Tamim sendiri. Riwayat yg disebutkan dalam Shahih Muslim itu mengemukakan bahwa dialog itu dilakukan dengan sekelompok orang yg diantaranya adalah Tamim ad-Dari. Wallahu a'lam.

Berikut ini peristiwa mengenai Tamim ad-Dari yg disebutkan dalam shahih Muslim; Telah menyampaikan kepada kami Ibnu Buraidah dari Amir bin Syurahbil asy-Sya'bi kabilah Hamdan, bahwa ia pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais, saudara perempuan adh-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama. 'Amir berkata, "Sampaikanlah kepadaku suatu hadist yg engkau dengar dari Rasulullah saw., yg tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau." Fathimah berkata, "Jika engkau mau, niscaya aku lakukan." Amir berkata, "Tentu, sampaikanlah kepadaku." Fathimah berkata, "Aku menikahi Ibn al-Mughirah. Ia termasuk pemuda pilihan kaum Quraisy ketika itu. Lalu ia terkena musibah pada permukaan jihad bersama Rasulullah saw. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh 'Abdur Rahman bin 'Awf untuk salah seorang sahabat Rasulullah saw. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk mawla-nya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahwa Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah ia mencintai Usamah.' Maka ketika Rasulullah saw. berbicara kepadaku, aku berkata, 'Urusanku ada ditangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yg Anda suka.' Lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Pindahlah kamu ke Ummu Syarik.' Ummu Syarik adalah perempuan kaya dari kalangan Anshar yg telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah, dan disinggahi banyak tamu. Aku berkata, "Aku akan melakukannya.' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yg banyak tamunya. Aku tidak suka kerudungmu jatuh, atau baju tersingkap dari kedua betismu, sehingga kaum itu akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke putera pamanmu, 'Abdullah bin 'Amr bin Ummi Maktum, seorang laki-laki dari Bani Fihr.' Fathimah pun pindah kepadanya. Ketika masa iddah-ku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah saw., 'Marilah shalat berjamaah!' Maka aku pergi ke mesjid dan shalat bersama Rasulullah saw. pada barisan wanita yg berada tepat di belakang kaum itu. Setelah menyelesaikan shalatnya, Rasulullah saw. duduk di mimbar. Sambil tersenyum, beliau bersabda, 'Hendaklah setiap orang tinggal di tempat shalatnya.' Selanjunya beliau bersabda, 'Apakah kalian mengetahui sebab aku mengumpulkan kalian?' Mereka menjawab, 'Hanya Allah dan Rasulnya yg lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak mengumpulkan kalian bukan karena ada pengharapan ataupun ketakutan. Melainkan aku mengumpulkan kalian adalah karena Tamim ad-Dari, yg dulunya seorang Nasrani, datang untuk berbai'at masuk Islam. Ia menceritakan kepadaku seperti apa yg telah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal. Ia menceritakan kepadaku bahwa ia mengendarai perahu bersama tiga puluh orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lantas mereka berlabuh menuju suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka duduk-duduk di pantai dekat perahu. Lalu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yg banyak bulunya, yg mereka tidak dapat membedakan mana bagian depan dan mana bagian belakangnya. Mereka berkata, 'Celaka kamu, apakah kamu ini?' Binatang itu menjawab, 'Aku adalah mata-mata.' Mereka bertanya, 'Mata-mata apa?' Ia menjawab, 'Wahai kaum, pergilah kepada orang yg berada di dalam gua, karena ia merindukan berita dari kalian.' Tamim ad-Dari berkata, 'Ketika binatang itu menyebutkan kepada kami seseorang, kami meninggalkannya karena mungkin ia adalah setan perempuan. Selanjutnya ia berkata, 'Lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba didalamnya ada seorang manusia yg paling besar badannya dan diikat dengan rantai yg kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan dan diikat dengan besi diantara hingga kedua mata kakinya. Kami katakan, 'Celaka kamu, mahluk apakah kamu ini?' Ia menjawab, 'Kalian telah mengetahui perihalku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kalian ini?' Mereka menjawab, 'Kami adalah manusia dari Arab. Kami mengendarai perahu lalu dihantam gelombang laut besar, dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulaumu ini. Maka kami duduk-duduk dekat perahu, lalu memasuki pulau ini. Kami didatangi seekor binatang yg berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bagian muka dan mana bagian belakangnya. Kami bertanya, "Celaka kamu, mahluk apa kamu ini?" "Saya adalah mata-mata." "Mata-mata apa?" "Pergilah kepada orang yg ada di gua ini, karena ia sangat merindukan berita dari kalian."
Maka kami pun bersegera menjumpaimu. Kami takut pada binatang itu, dan kami tidak tenang jangan-jangan ia adalah setan betina. Orang itu berkata, "Beritahukan kepadaku tentang kurma Baisan! "Tentang apanya yg engkau tanyakan? "Aku bertanya kepada kalian, apakah kurma berbuah?" "Ya." "Serumitinya pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah." Lalu ia berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang danau Thabariyah!" "Tentang apanya yg engkau tanyakan?" "Apakah danau itu masih berair?" "Ya, danau itu masih banyak airnya." "Sesungguhnya air danau itu hampir habis." Ia berkata, "Beritahukan kepadaku tentang mata air Zughar!" "Mengenai apa yg kamu tanyakan?" "Apakah mata air itu masih memancarkan air? Dan, apakah penduduknya masih bercocok tanam dari mata air itu?" "Ya, mata air itu masih memancarkan banyak air, dan penduduknya bercocok tanam dari air tersebut." "Terangkan kepadaku tentang nabi yg diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yg dilakukannya?" "Ia telah keluar dari Makkah menuju Yastrib." "Apakah orang Arab memeranginya?" "Ya." "Bagaimana caranya ia memperlakukan mereka?" "Ia telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya." "Apakah demikian?" "Ya." "Lebih baik bagi mereka untuk mengikutinya. Aku akan memberitahukan kepada kalian mengenai diriku. Aku ini adalah al-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melewatkan suatu kampung melainkan aku tinggali selama empat puluh malam kecuali kota Makkah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yg memegang pedang untuk memenggalku. Disetiap celah kedua kota itu dijaga oleh para malaikat."
Fathimah berkata, "Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah saw bersabda, 'Ini adalah Thaibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah hal itu telah aku sampaikan kepada kalian?' Orang-orang menjawab, 'Benar.' Nabi Muhammad saw. bersabda, 'Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yg telah aku sampaikan kepada kalian, juga mengenai kota Makkah dan Madinah. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal itu berada di laut Syam atau di laut Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur.' Beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur." Selanjutnya Fathimah berkata, "Maka aku menghafalkan hadist ini dari Rasulullah." (Lihat shahih Muslim dengan syarah Imam an-Nawawi, Mathba'ah al-Mishriyyah, XVIII, hlm. 78-82).
Kemudian Tamim ad-Dari pergi bersama teman-temannya dan tidak kembali lagi. Kalaupun mereka berpikir untuk kembali lagi, mereka tidak akan dapat sampai ke pulau itu, meskipun dengan pengalaman berlayar mereka. Sebab, setelah peristiwa ini, pulau tersebut menjadi jauh untuk dapat dikunjungi. Ombak-ombaknya digerakkan dengan kekuasaan Allah SWT. Seakan-akan ombak-ombak itu sendiri adalah perahu yg bergerak di lautan. Allah menetapkan bahwa tidak ada seorangpun yg mendatangi pulau itu setelah ada Dajjal di dalamnya.

***
Kekasih Allah adalah Muhammad saw. Tiba-tiba, pada suatu hari, Dajjal bangun dari tidurnya. Ia melihat rantai yg mengikat kedua tangan dan kakinya bagaikan garam yg mencair dalam air. Atau, seakan-akan besi berumur enam puluh tiga tahun itu, yg merupakan keseluruhan umur Nabi Muhammad saw., telah termakan. Masalahnya bukan karena ini dan itu. Yg jelas, semua itu merupakan pemuliaan kepada Nabi Muhammad saw. seperti tipuan para setan dilakukan dengan mencuri berita ke langit setelah kelahiran Nabi Muhammad saw., maka begitulah tipuan orang yg cacat kedua matanya ini dan pengembaraanmya di bumi pada zaman Nabi Muhammad saw.
Dajjal yg mengaku dirinya sebagai tuhan baru ini menemukan dirinya bebas dari ikatan kuat itu. Tiba-tiba binatang itu telah ada dihadapannya dan berkata, "Selamat tinggal, wahai orang yg paling jahat di muka. Engkau menuju dunia yg penuh kepalsuan, sementara aku menuju kepada kerajaan Allah, Tuhanku, Tuhanku, dan Tuhan segala sesuatu. Aku menuju Barzakh yg hanya diketahui oleh Allah SWT. "Kemana?" "Apakah engkau tidak ingat? Sesungguhnya ajalku datang bersamaan dengan saat keluarmu. Saat keluarmu bersamaan dengan tenggelamnya pulau ini keluar menuju dunia yg fana. Segala ukuran adalah milik Tuhan semesta alam ini, yakni Allah. Tiada Tuhan selain Dia. Sementara itu, engkau hanya seorang hamba yg diciptakan. Engkau telah memilih qadar-mu sendiri. Laknat Allah ditimpahkan atasmu dan atas orang yg melindungimu di rumahnya."
Binatang itu pergi ke hutan belantara. Dan Dajjal yg sesat itu menaiki perahunya ke negeri-negeri baru yg ia pernah dengar dan pernah dicapai dinasti Fir'aun sebelum Nabi Musa. Mereka membicarakannya bahwa negeri-negeri itu berwarna emas. Disana mereka mengukir gambar-gambar pada batu yg menunjukkan bahwa mereka telah sampai ke negeri ini. Mereka pun membicarakan kaum-kaum yg menyembah setan. Disana setan memiliki lautan dan daratan.
Ingatannya menyimpan seluruh perkataan ini. Sekali lagi nafsunya menggodanya bahwa ia layak menjadi tuhan bagi kaum-kaum yg menyembah sesuatu yg tidak mereka lihat itu. Kemudian waktu berlalu. Akalnya berpikir dan membayangkan. Orang itu masih mempunyai kekuatan dan kehebatan seakan-akan ia dilahirkan hari ini, bukan tiga ribu tahun yg lalu.
Sebelum pergi mengembara ke negeri-negeri baru itu, Dajjal berpendapat bahwa sebaiknya ia menengok terlebih dahulu negeri Arab. Ia ingin mengenal lebih dahulu agama yg dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Lalu ia pergi ke Yaman, Syam, dan Irak. Selanjunya ia menuju Afrika Selatan, dan kemudia ke Maroko. Ia menyimpan berbagai ilmu dan pengetahuan. Ia berpikir untuk pergi ke negeri barat (Maroko) dan dunia baru. Ia tinggal di salah satu negeri itu dan selanjutnya pergi kemana saja yg diinginkannya. Tujuannya adalah negara-negara di benua Amerika. Ada apa disana? Dan apa yg terjadi? Yg terjadi adalah satu hal saja. Persoalannya jelas dan susul-menyusul. Pandangannya disusul dengan pandangan lain. 


Dikutip dari buku: "Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda"
Karya: Muhammad Isa Dawud

Demikianlah pertemuan pertama Dajjal dengan Nabi Isa, manusia yang kelak akan membinasakannya di peperangan akhir jaman.
Ummu Syuraik bertanya kepada Rasulullah tentang hari dajjal, “Ya Rasulullah ke mana orang-orang Arab ketika itu?”. Rasulullah menjawab “Jumlah mereka pada waktu itu terlalu sedikit. Mereka lari ke Baitulmaqdis menjumpai Imam (Imam Mahdi) mereka. Ketika Imam mereka sudah berdiri di depan untuk mengimamkan solat subuh, tiba-tiba datang Isa Bin Maryam. Imam itu akan mundur untuk memberi peluang kepada Isa, tetapi Isa sambil memegang bahu Imam itu berkata, “Teruskanlah, sesungguhnya Iqamat dibacakan untuk engkau”.
Maka sembahyanglah mereka semua dibelakang Imam tadi. Selesai solat, Isa A.S. berkata kepada semua jemaah, “Bukakan pintu itu”. Mereka membuka pintu Masjid itu, tiba-tiba Dajjal sudah berdiri di situ dan di belakangnya ada 70,000 orang Yahudi lengkap bersenjata. Melihat Isa A.S. ada di dalam masjid itu, Dajjal tiba-tiba mencair seperti cairnya garam disirami air. Dajjal lari karena ketakutan, Isa pun mengejarnya sampai di Babu Luddidan di situlah Isa A.S. membunuhnya. Orang-orang Yahudi mencoba melarikan diri dan bersembunyi tetapi semua benda tempat mereka bersembunyi akan berbicara dengan izin Allah. Benda-benda dimaksudkan termasuklah dinding, batu, pokok, kayu dan termasuk juga sepohon pokok berduri (disebut pohon Yahudi).